HARI Otak Sedunia alias World Brain Day (WBD) 2022 mengambil tema "Brain Health for All" untuk mendedikasikan perjuangan umat manusia yang terus ditantang oleh pandemi COVID-19, perubahan iklim, dan segudang gangguan yang berdampak pada eksistensi manusia secara global.
Otak, tidak diragukan lagi merupakan salah satu organ tubuh manusia yang paling penting.
Organ dengan berat satu setengah kilogram ini layaknya remote control yang mengendalikan semua aktivitas tubuh manusia. Kontrol otak sangat penting untuk pergerakan semua bagian tubuh.
Untuk meningkatkan kesadaran tentang otak dan penyakitnya, Hari Otak Sedunia diperingati tanggal 22 Juli setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda.
Pemilihan tanggal bukanlah suatu kebetulan. World Federation of Neurology (WFN) didirikan pada 22 Juli 1957. Di tahun ke-65 keberadaannya, WFN memfokuskan upaya untuk memerangi semua gangguan otak dan menyadarkan masyarakat betapa melumpuhkannya masalah otak.
Otak manusia adalah ciptaan alam yang luar biasa. Organ ini adalah struktur kompleks yang mengandung sekitar 100 miliar saraf. Jika saraf di dalamnya dirangkai cukup lama, seluruh bumi bisa dilingkari empat kali.
Ada sekitar 10 triliun koneksi antara neuron-neuron dalam otak yang membantu manusia membaca, menulis, menonton, belajar, merencanakan, berpikir, merasakan, bergerak, dan memecahkan masalah setiap hari.
Jika ada cedera pada sistem saraf, jaringan di sekitarnya dapat tumbuh dan melakukan pekerjaan sistem saraf yang terluka, tetapi saraf baru tidak dapat lahir. Karena itulah perawatan dan pelestarian otak sangat penting.
Tema "Kesehatan Otak untuk Semua" menjadi pesan yang menyampaikan pentingnya otak, berikut aktivitas fungsional dan konservasinya. Kesadaran tentang pentingnya merawat kesehatan otak menjadi penting untuk pencegahan terjadinya gangguan pada otak.
Kampanye World Brain Day tahun 2022 terdiri dari 5 pesan utama berikut ini.
1. Kesadaran
Menciptakan kesadaran tentang otak dan penyakit otak. Termasuk di dalamnya memberikan kuliah khusus tentang otak kepada anak-anak di sekolah dan perguruan tinggi, memberikan informasi tentang penyakit dengan menunjukkan replika otak di museum dan fasilitas pengobatan. Kita juga bisa mengajak anak sekolah untuk lebih mengenal otak melalui lomba menggambar dan lomba debat.
2. Pencegahan
Penyakit serius seperti stroke, infeksi otak, epilepsi, dan lainnya dapat dikendalikan dengan tindakan pencegahan yang tepat. Sekitar 80 sampai 90 persen kasus stroke dapat dicegah dengan mengendalikan penyebab yang mendasarinya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, penyakit jantung, obesitas, atau merokok.
Penyakit seperti Parkinson dan Alzheimer dapat dikendalikan dengan mengadopsi gaya hidup yang baik, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan yang sehat untuk otak.
3. Advokasi
Sangat penting bahwa studi ilmiah tentang penyakit otak, penemuan dan perawatan baru dapat diakses masyarakat luas dengan biaya yang terjangkau.
Untuk itu di seluruh belahan dunia, asosiasi komunitas medis juga kelompok orang yang telah sembuh dari penyakit harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah demi merumuskan rencana yang ramah masyarakat. Skema ini harus terus dipantau dan tersedia bagi penerima manfaat yang memenuhi syarat.
4. Pendidikan
Di banyak negara, pendidikan untuk semua orang hingga kini masih 'di atas kertas'. Karena itulah semua pemerintah dan organisasi non-pemerintah di dunia harus bergandengan tangan untuk mengatasi ketimpangan sosial dalam pendidikan ini.
5. Akses
Sumber informasi dan pengobatan penyakit otak harus mudah diakses oleh semua orang di seluruh belahan dunia. Dokter spesialis/rumah sakit juga harus memastikan bahwa perawatan mutakhir tersedia untuk masyarakat umum.
Dengan semakin banyaknya kasus penyakit otak menyerang golongan usia produktif, kita tak boleh lagi menunda untuk mengadopsi gaya hidup sehat demi menjaga kesehatan otak.
KOMENTAR ANDA