Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

KOMUNIKASI adalah salah satu hal yang sangat penting dalam rumah tangga. Hal itu merupakan salah satu faktor penentu  harmonis atau tidaknya rumah tangga. Kesalahan berkomunikasi dapat menyebabkan rumah tangga menjadi gagal di tengah jalan.

Untuk itu penting sekali memperbaiki komunikasi dengan pasangan, terutama ketika terjadi konflik atau masalah.

Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memperbaiki komunikasi dengan pasangan setelah konflik

Evaluasi Permasalahan yang Terjadi

Ketika terjadi konflik, tenangkan diri terlebih dahulu. Jangan terlalu banyak merespon, agar tidak semakin meruncing. Evaluasilah apa yang terjadi. Kenali juga kondisi emosi kita dan pasangan pada saat terjadi masalah, apakah kita atau pasangan sedang berada dalam keadaan lelah sehingga bersikap responsif, sehingga masalah kecil dibesar-besarkan atau kah konflik yang terjadi merupakan bom waktu yang sudah terpendam lama.

Dengarkan Secara Mendalam Tanpa Menghakimi

Setelah berhasil mengevaluasi masalah,ajak bicara baik-baik pasangan, ungkapkan masalah dengan mengendalikan emosi sebaik mungkin. Dengarkan pendapat dan alasan pasangan tentang masalah tersebut tanpa menghakimi.

Cari Kesamaan dalam Sudut Pandang Masing-Masing

Ketika memiliki komunikasi yang buruk, kita berpikir dari sudut pandang masing-masing. Untuk para wanita, kesampingkan prinsip bahwa “wanita selalu benar” yang sering menjadi penyebab gagalnya komunikasi. Hal ini akan menyebabkan kita menjadi bersikap defensif dan tidak mau tahu ketikan berbicara dengan pasangan. Tentunya sifat egois ini menghalangi lancarnya komunikasi dengan pasangan.

Bagaimana pesan bisa tersampaikan dengan baik jika salah satu atau bahkan kedua belah pihak bersikap mau menang sendiri?

Kita harus coba mencari tahu apa persamaan sudut pandang dengan pasangan agar bisa memahami masalah dari sisi yang berbeda.

Jelajahi Ketidakcocokan Emosi dengan Pasangan.

Hal ini penting dilakukan agar kita bisa memahami karakter pasangan kita dengan baik. Perbedaan karakter seringkali menyebabkan perbedaan emosi. Ada hal-hal yang menurut wanita penting untuk dibahas, namun tidak halnya dengan laki-laki. Dengan memahami karakter dan perbedaannya, kita jadi tahu hal-hal apa saja yang dia suka dan tidak suka, hal-hal apa saja yang perlu dibahas dan tidak.

Sehingga kita bisa menyikapi perbedaan karakter tersebut dengan baik dan paham cara membuat pasangan berempati dengan apa yang kita rasakan.

Mengatasi Luka Masa Lalu

Luka masa lalu terjadi karena konflik antara kita dan pasangan yang belum terselesaikan. Hal ini seringkali menjadi masalah yang menjadi pemicu konflik berkepanjangan. Seseorang yang sudah menikah puluhan tahun tiba-tiba bercerai karena rumah tangganya menyimpan luka masa lalu yang buruk.

Luka masa lalu akan menjadi batu besar dalam komunikasi karena ada sesuatu hal yang menyakitkan ketika dibicarakan. Namun hal ini akan menjadi duri dalam daging yang mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Misalnya : Seorang seorang istri selalu merasa ketakutan dan sakit hati terhadap perselingkuhan yang pernah dilakukan oleh suaminya, berakibat dia jadi mudah curiga dan cemburu terhadap segala aktivitas pasangannya, hal ini akan berujung sikap posesif yang diterapkan di dalam rumah tangganya.

Sedangkan pasangannya yang merasa jengah dengan sikap otoriter sang istri akhirnya mencari pelarian dengan kembali berselingkuh sebagai kompensasi atas ketidaknyamanan di rumah tangganya.

Contoh di atas tentu bukan contoh yang baik untuk ditiru. Untuk itu, penting sekali bagi kita dan pasangan untuk bisa mengatasi luka masa lalu tersebut. Dalam mengatasi luka masa lalu, kita harus melangkah maju dan membicarakan hal itu dengan pasangan.

Hal ini tentu saja akan sedikit menguras energi dan emosi, namun dengan menghadapi rasa sakit ini, kita akan mampu memproses rasa sakit tersebut, saling memaafkan dan dapat kembali membangun kepercayaan dengan pasangan, sehingga rumah tangga pun dapat terselamatkan.

Yuk, kita bangun perbaiki lagi komunikasi dengan pasangan, agar hidup kita menjadi lebih bahagia.

 




Strategi Cerdas Mengelola Keuangan untuk Gen Z: Bijak, Kreatif, dan Penuh Perencanaan

Sebelumnya

Tips Hemat Memelihara Kucing Peliharaan: Anabul Sehat, Kantong Terjaga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family