Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SEIRING rencana Pemerintah Malaysia untuk memberikan dosis keempat (booster kedua) kepada para lansia, Pemerintah Indonesia berpikir hal yang sama. Sebab, lansia adalah kelompok paling rentan tertular virus Corona, yang terus bermutasi dan semakim cepat menginfeksi.

Namun menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), rencana pemberian booster kedua sebaiknya ditunda dulu. Ada beberapa alasan penundaan tersebut.

“Booster yang pertama saja masih belum capai target, jadi lebih baik itu dulu targetnya,” kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban.

Senada dengan Profesor Berry, Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro, pihaknya belum memberi rekomendasi terkait dosis keempat. Alasannya, cakupan vaksinasi primer dan booster belum terpenuhi.

“Memang cakupan dosis pertama dan kedua sudah bagus, tapi untuk dosis keempat penerapannya tergantung pada negara masing-masing. Seperti di Thailand, karena aktivitas pariwisatanya sangat tinggi, mereka memrioritaskan pada petugas sektor pariwisata,” ujar Sri.

Sedangkan di Indonesia, alangkah baiknya untuk fokus pada capaian vaksinasi primer dan booster 1. Juga kemampuan pemerintah untuk menyediakan vaksin di tanah air.

“Itu saja dulu yang diutamakan,” pinta Sri.

Jubir Kemenkes RI Mohammad Syahril mengaku pihaknya tengah membahas kemungkinan pemberian dosis keempat kepada kelompok berisiko tinggi seperti lansia, tenaga kesehatan, dan tenaga pelayanan publik.
 




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News