SEIRING perkembangan zaman, pola asuh anak pun mengikuti masanya. Seperti halnya mendidik anak-anak Generasi Alpha (Gen A) yang dibesarkan dengan serba digital, serba instan, dan serba mudah.
Di usianya yang beranjak dewasa, anak-anak Gen A seolah tidak membutuhkan orangtua sebagai pendamping. Karena bagi mereka, apa yang ingin diketahui bisa didapat dengan mudah lewat gadget.
Jadi sebagai orangtua, harus paham betul apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendidik mereka agar tidak salah langkah.
Berikut ini 4 hal yang sebaiknya parents hindari saat mendidik remaja Gen A, yaitu:
- Stop Overprotective
Orangtua terkadang lupa, bahwa dulu mereka pernah melewati masa remaja. Yaitu, masa di mana kebebasan menentukan pilihan adalah hal terpenting. Ingat parents, sikap overprotective yang diterapkan saat ini akan memberi jarak yang jauh dengan anak.
Sebaiknya biarkan anak belajar mengambil keputusan dan menerima konsekuensi atas jalan yang sudah mereka pilih. Jadi saat dewasa nanti, ia memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri.
- Stop Menggurui
Hubungan antara orangtua dengan Generasi Alpha tidak lagi seperti hubungan guru dengan murid. Guru memberi perintah dan murid wajib menjalankan semua aturan yang sudah ditetapkan oleh guru.
Sebaiknya berempati dan berkomunikasilah layaknya seorang sahabat, sehingga mereka akan menemukan kenyamanan dan tidak canggung ketika ingin mencurahkan isi hatinya. Sebab meskipun cuek, seorang anak tetap memerlukan orang yang dipercaya untuk berkeluh kesah, dan yang tepat adalah orangtuanya.
- Stop Menduplikatkan Anak
Anak punya kepribadian sendiri, meskipun terlahir dari rahim seorang ibu. Maka dari itu, stop untuk menduplikatkan anak. Mereka bukan kepingan puzzle yang bisa parents bentuk persis seperti orangtuanya dulu.
Selama tidak melenceng dari nilai-nilai agama dan keluarga, sebaiknya tidak perlu ambil pusing akan pilihan anak. Karena, menjaga kesehatan mental Generasi Alpha sama dengan menjaga kesehatan fisiknya.
- Stop Mencontohkan dengan Kata-kata
Stop adu argumeb yang hanya sekadar ‘pepesan kosong’. Jika ingin anak menjadi sosok sempurna, berikan contoh dengan perbuatan, bukan kata-kata, bagaimana sempurna yang diinginkan.
Akan lebih mudah mengajak anak melakukan sesuatu, jika mereka melihat kita melakukannya terlebih dulu.
Parents, anak adalah sosok yang berbeda dengan diri kita. Di usianya yang menginjak remaja, msreka membutuhkan kebebasan untuk mengekspresikan diri. Tugas parents hanyalah memastikan apakan mereka baik-baik saja saat mengerjakan apa yang dipilihnya.
KOMENTAR ANDA