Lauren Booth/ Net
Lauren Booth/ Net
KOMENTAR

HIDAYAH memeluk Islam bisa datang kapan saja pada siapa saja. Seperti yang dialami Lauren Booth, wanita asal Inggris yang mendapatkan hidayah Islam saat ia menajdi relawan.

Lauren Booth merupakan seorang penyiar televisi, jurnalis, dan aktivis pro-Palestina Britania Raya. Ia lahir pada 22 Juli 1967, di Islington, London. Ia juga diketahui merupakan adik ipar mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.

Lauren memeluk Islam pada 2010 setelah mendapatkan banyak pengalaman religius, salah satunya ketika menjadi relawan di Palestina pada 2008. Melalui unggahan kanal YouTube Ayatuna Ambassador, Lauren menceritakan perjalanannya dalam menemukan jalan Allah Swt.

Mendapat perlakuan santun saat menjadi relawan di Palestina
Sepanjang bulan suci Ramadhan 2008 Lauren yang masih non-muslim sedang berada di Palestina. Saat itu ia mengenakan pakaian lengan pendek dan rambut yang terurai.

Dengan penampilannya yang seperti, ia tetap mendapatkan salam dan perlakuan santun warga setempat.

Menemui seorang ibu berwajah penuh cahaya di Raffa
Lalu berlanjut pada suatu malam ia mengunjungi salah satu kamp keluarga yang sangat miskin di Raffa. Diketahui bahwa tempat tersebut merupakan asal Faris Odeh, bocah Palestina yang ditembak mati oleh Pasukan Pertahanan Israel pada tahun 2000.

Lauren mengetuk pintu kamp tersebut dan seketika miris dengan kondisi di dalamnya. Ketika itu ia disambut oleh seorang ibu yang membuat Lauren penasaran, apakah si ibu baik-baik saja karena nampak di wajahnya begitu bersinar.

“Sekarang saya tahu itu disebut 'nur'. Wajahnya penuh dengan nur," ungkapnya haru.

Dibuat marah dan penasaran
Begitu penasaran dan ada rasa marah, Lauren melihat kondisi keluarga itu karena dengan kondisinya yang sangat miskin tetapi mereka tetap menjalankan ibadah puasa, tidak makan dan minum selama satu bulan. Padahal menurutnya belum tentu saat berbuka keluarga tersebut akan makan dan minum.

Ibu tersebut menjawab rasa penasaran Lauren, "Saya berpuasa di bulan Ramadhan untuk mengingat (kesusahan) orang miskin,".

Lantas Lauren menjawab kembali "Jika ini adalah Islam, maka saya ingin jadi muslim. Jika kasih sayang Tuhan berbentuk sebuah agama, maka saya ingin agama itu. Jika kasih sayang kalian kepada sesama meski dalam keadaan sulit berbentuk sebuah agama, maka saya ingin masuk agama itu. Dan jika kasih sayang kepada para musafir berbentuk sebuah agama, maka izinkan saya jadi Muslim."

Memutuskan memeluk Islam
Akhirnya dua tahun kemudian ketika ia kembali ke Inggris, Lauren memutuskan untuk menjadi mualaf. Ia juga mulai membaca Alquran setiap hari. Lauren juga berhenti memakan dan meminum sesuatu yang dilarang Islam.

Kini Lauren telah menulis dua buku, buku pertama pada 2018 dengan judul ‘Finding Peace in the Holy Land: A British Muslim Memoir’ yang di dalamnya menceritakan hubungan yang berkembang antara budaya dan agama, serta bagaimana merangkul masa lalu sambil berdoa untuk masa depan yang lebih baik.

Lalu buku keduanya di tahun 2021 bertajuk ‘In Search Of A Holy Land: A Muslim Memoir’, yang akan menjelaskan tentang bagaimana perjalanan menjadi seorang muslim, dan mencari Tanah Suci.

Lauren juga merambah menjadi YouTuber, pada unggahan terakhirnya (13/7/22), ia terlihat membuat konten menjelajahi Uskudar, yang dikenal sebagai Tanah Suci Istanbul.




Perempuan Melek Literasi Keuangan Berperan Besar dalam Membangun Ekonomi Keluarga dan Negara

Sebelumnya

Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women