KOMENTAR

NABI Ibrahim adalah nabi keenam dari 25 nabi utusan Allah SWT. Sejak kecil Nabi Ibrahim begitu kritis melihat lingkungan sekitarnya yang menyembah berhala, bintang, dan juga raja. Bagi Ibrahim kecil, apa yang dilihatnya sungguh bukan yang masuk diakal, sehingga ia pun berupaya mencari sosok Tuhan yang sebenarnya.

Ibrahim adalah anak seorang pemahat patung yang tersohor di zamannya. Azar, nama ayahnya. Keluarganya sangat dihormati dan disegani.

Suatu hari, Ibrahim kecil bermain-main dengan patung buatan sang ayah dan menunggangu punggung patung Mardukh. Betapa murkanya sang ayah melihat hal itu dan meminta Ibrahim segera turun.

Ibrahim yang tampak bingung, lalu bertanya, “patung apakah itu, ayahku? Kedua telinganya bessr, lebih besar dari telinga kita.”

“Namanya Mardukh, tuhan dari para tuhan. Kedua telinganya yang besar sebagai simbol kecerdasannya yang luar biasa,” jawab ayahnya.

Waktu terus berlalu, Ibrahim mulai beranjak remaja. Keingintahuannya tentang Tuhan pun semakin besar. Apalagi ia melihat, patung-patung yang dibuat sang ayah tidak menggambarkan Tuhan yang sebenae-benarnya.

Ia tidak pernah melihat patung itu berbicara, bergerak, atau hal lainnya. Bahkan jika ada yang menjatuhkan patung-patung tersebut, mereka tidak bisa melawan, bahkan berdiri sendiri pun tidak.

Nabi Ibrahim lantas termenung, bersandar pada dinding gua. Pandangan matanya menatap lurus ke langit malam. Di sana ada begitu banyak bintang yang indah. Di situ Ibrahim mulai berpikir, apakah itu tuhan?

Di langit, Ibrahim melihat bintang yang begitu besar dan terang cahanya (bulan). Ia meyakini, itulah tuhan. Tapi pada suatu malam, ia tidak mendapati bintang besar itu bersinar kembali. Saat bintang besar itu tak bercahaya, bintang-bintang yang kecil pun tak tampak.

Pada pagi hari, bintang besar menghilang, kalah sinar dengan yang lebih besar dan bercahaya (matahari). Ibrahim pun kembali memercayakan matahari sebagai tuhannya. Tapi ia kembali kecewa, karena begitu malam tiba, matahari pun hilang. “Tuhan tidak mungkin hilang,” begitu pikir Ibrahim.

Nabi Ibrahim terus merenungi apa-apa yang telah dilaluinya. Patung tak bisa berbicara dan bergrak, bulan dan matahari akan hilang seiring bergantinya waktu. Tuhan tidak mungkin seperti itu. Tuhanlah yang menciptakan bulan dan bintang, juga manusia dan mahluk lain yang ada di bumi.

Dari penggalan kisah Ibrahim kecil mencari Tuhan ini, kita bisa memetik pelajaran, bahwa:

- Seorang manusia haruslah memiliki pemikiran yang terbuka dan kritis.
- Jadilah sosok manusia yang memiliki keteguhan yang kuat.
- Dan, milikilah optimisme yang tinggi dalam menggapai tujuan.

Ayah bunda, ajarilah buah hati untuk memiliki pemikiran yang terbuka, kritis, teguh dalam segala hal dan optimislah untuk mencapai tujuan. Dengan begitu, kita bisa optimal mendampingi anak untuk mencapai kesuksesannya.
 




Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Sebelumnya

Menanamkan Nilai Perjuangan Pahlawan Bangsa kepada Anak-Anak agar Memiliki Karakter Tangguh

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting