ANAK mungkin memiliki kebiasaan merokok secara tidak disengaja. Tapi kalau dibiarkan, hal ini akan menjadi suatu kebiasaan.
Tahu tidak, ternyata perokok dewasa sudah mulai merokok sejak kanak-kanak. Faktor utama yang menjadi alasan mereka merokok adalah melihat orangtua yang memang perokok aktif.
Alasan lainnya adalah ikut-ikutan teman.
Deputi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lenny N Rosalin menyebutkan, sebanyak 28% anak remaja merokok saat berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Dan 10% anak merokok dalam suatu lingkungan pergaulan, sudah berisiko mendorong anak merokok.
Ketika orangtua melihat anak merokok, tentu saja jangan dibiarkan. Apalagi sudah sangat jelas bagaimana rokok membahayakan kesehatan tubuh. Tapi, cara yang dipakai untuk menegur anak haruslah bijak.
Tanyakan alasannya merokok
Hal pertama yang bisa ayah bunda lakukan saat mendapati anak sedang merokok adalah tanyakan alasannya. Apakah sekadar ikut-ikutan, biar kelihatan keren, gengsi karena teman yang lain merokok, atau bentuk pemberontakannya. Jika alasannya sudah jelas, coba pahami.
Berikan penjelasan, kenapa harus berhenti merokok
Tegas katakan, ayah bunda ingin ia menghentikan kebiasaan merokoknya. Berikan alasan yang masuk akal, seperti membuat napas bau, rambut bau, gigi jadi hitam, batuk kronis, hingga penyakit jantung.
Katakan juga, selain rokok hisap, rokok kretek, vape, maupun shisha dengan aroma buah-buahan pun tidak boleh dicoba.
Ajari anak cara menolak ajakan teman
Ajari anak untuk tegas mengatakan, “Tidak, aku nggak ngerokok!” Katakan itu berulang-ulang, hingga anak tidak lagi sungkan untuk mengatakannya. Tidak mengapa tidak dibilang keren, karena keren tidak dilihat dari merokok saja. Ada banyak cara untuk menjadi keren.
Ayah Bunda, hindari untuk langsung menegur anak saat mendapatinya merokok, karena itu justru akan membuatnya semakin penasaran untuk menjajal rokok. Tidak mengapa sedikit ‘menakut-nakuti’ dengan menggambarkan bahaya merokok dan memerlihatkan orang yang sakit akibat rokok.
KOMENTAR ANDA