MENGAJARKAN anak budi pekerti yang baik, sesuai dengan syariat agama, kadang menjadi kesulitan bagi para orangtua. Dalam Islam kita mengenal konsep tauhid, yang menyatakan keesaan Allah SWT.
Secara istilah, tauhid artinya menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang disembah.
Membentuk anak berkarakter Islam meski diawali dengan memperkenalkan tauhid. Tidak hanya mengenai keesaan Allah, tapi juga tentang agama Islam, para utusan-Nya, dan kitab-kitabnya.
Babe Haikal, dalam tausiahnya mengatakan, hal utama untuk membentuk karakter anak Islami adalah dengan memperbaiki tauhidnya. Menurut dia, selama ini adalah salah kaprah mengenai Islam yang disebut sebagai agama pelengkap agama-agama sebelumnya.
“Kalau Islam disebut sebagai agama pelengkap, berarti merupakan agama terakhir, dong? Padahal, Islam itu sudah ada saat pertama Allah menciptakan Nabi Adam dan Hawa. Jadi, tidak benar kalau Islam itu agama terakhir,” kata Babe saat memberikan ceramah parenting di acara Tabligh Akbar dan Parenting: Semangat Hijrah Membentuk Generasi Islami Berkarakter, yang diadakan oleh Komite SDIT Al Iman, bertempat di Masjid Al Iman-Bintara Jaya, Bekasi Barat, Sabtu (6/8).
Seperti firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 132:
“Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub, ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu. Maka, janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Surat ini menegaskan, bahwa Islam sudah menjadi agama di zaman Nabi Ibrahim AS dan Nabi Yakub AS. Begitu pula di zaman Nabi Isa AS, sebagaimana firman Allah SWT:
“Dia (Isa) berkata, ‘Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati, di mana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (Qs Maryam: 30-31)
“Tauhid ini yang harus dibenarkan dan diajarkan kepada anak-anak. Selanjutnya, setelah ketauhidan itu tertanam di hati mereka, baru kita bisa membentuk karakter anak Islami,” ujarnya.
Membentuk Generasi Islam Berkarakter
Setelah ketauhidan terbentuk, selanjutnya adalah membentuk karakter generasi Islam. Caranya dengan mengajarkan, bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Di mana Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya untuk menyayangi siapa saja yang ada di bumi ini, maka akan menyayangimu zat yang ada di langit.
“Ceritakan tentang kisah 47 Pasal Piagam Madinah atau Perjanjian Umar bin Khattab. Dua perjanjian ini menunjukkan bagaimana Islam adalah agama yang penuh kasih. Bahkan Rasulullah SAW mengakui dan menghormati agama lain dan melarang seluruh umatnya mengganggu atau mengikuti agama tersebut,” ujar bapak dua putri ini.
Menerapkan Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin
Tugas selanjutnya untuk para orangtua adalah menerapkan Islam sebagai rahmatan lil alamin dalam pola asuhnya. Bagaimana caranya?
“Nabi mengajarkan untuk bersikap lemah lembut kepada anak, baik pada saat menegur ketika mereka salah atau berikan contoh yang baik. Jangan pernah putus asa saat anak sulit menjalankan perintah, berarti ia tipikal anak visual, harus melihat contoh terlebih dulu baru mengikuti,” kata Babe.
Terakhir Babe berpesan, untuk membentuk anak berkarakter haruslah dengan memperkenalkan Islam dengan benar, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang lemah lembut, dan berikan contoh bagaimana menjadi muslim yang baik.
KOMENTAR ANDA