ANAK kerap berbicara kasar dan itu pasti akan membuat Ayah Bunda merasa jengkel, apalagi jika dilakukan di depan umum. Kadang Bunda bertanya, “Kenapa, ya, kok seneng banget bicara kasar seperti ini? Padahal tidak ada keluarga yang suka berbicara kasar”.
Menurut studi dari The American Journal of Psychology, anak 8 tahun sudah dapat mengenal 54 kosa kata tabu yang beredar di masyarakat.
Ingat Bunda, anak adalah peniru ulung. Mungkin di keluarga Bunda tidak ada yang berbicara kasar, tapi bagaimana dengan teman-temannya? Sebenarnya meniru adalah bagian dari proses perkembangan anak. Namun jika meniru hal-hal yang buruk, tentu saja tidak baik. Ayah dan Bunda perlu segera menghentikannya agar tidak menjadi kebiasaan.
Alasan Anak Berbicara Kasar
Mengutip Healthy Children, berkata kasar atau berbicara dengan menggunakan Bahasa kotor, seringkali terjadi pada anak usia menjelang remaja. Biasanya, mereka berkata kasar karena alasan-alasan berikut ini:
- Ingin menunjukkan keberanian.
- Ingin menunjukkan bahwa ia bukan anak manja.
- Agar dianggap ‘keren’ oleh teman-temannya.
- Agar bisa diterima di pergaulannya, karena mereka biasa berkata demikian.
- Upaya membantah atau memberontak terhadap aturan orangtua.
- Dalam beberapa kasus, kemungkinan mereka sedang mengalami stres atau frustasi.
Sedangkan pada anak usia di bawah 6 tahun, biasanya berbicara kasar atau ucapan kasar keluar dari mulut mereka karena meniru orang sekitarnya atau ingin mendapatkan perhatian dari orangtua dan orang di sekitarnya. Padahal, mereka sendiri belum tahu apa arti perkataan tersebut.
Bagaimana Mengatasinya?
Harvard Health Publishing menulis beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi anak yang suka berbicara kasar.
1. Jangan bereaksi berlebihan
Jacqueline Sperling, psikolog dari Harvard Medical School mengatakan, jika Ayah Bunda bereaksi berlebihan terhadap tingkah anak yang tidak sopan, makai a merasa berhasil mendapatkan perhatian. Di lain hari, ia mungkin akan mengulanginya lagi untuk menarik perhatian.
2. Tanyakan alasannya
Dr Eugene Beresin dari Massachussets General Hospital menyarankan agar orangtua menanyakan alasan ketika anak berbicara kasar atau tidak sopan. Cukup tanyakan, “Apa yang kamu rasakan sampai berkata begitu?”
Pertanyaan ini akan mendorong anak memahami emosinya dan menyampaikan apa yang ia rasakan. Bisa jadi ia sedang frustasi karena tidak setuju atas pendapat Ayah Bunda, atau ada alasan lain.
Selanjutnya, sampaikan bahwa berkata kasar bukan solusi dari permasalahan tersebut.
3. Bangun rasa empati dan beri penjelasan sederhana
Bangun rasa empati anak dengan mengatakan, “Kira-kira, apa yang kamu rasakan kalau ada teman kamu yang berkata kasar seperti ini? Kamu sakit hati, tidak?”
Lalu, berikan penjelasan dengan bahasa sederhana, seperti, “Adik, itu bukan Bahasa yang baik, ya!”
Hindari penjelasan yang panjang, karena itu justru akan membuat rasa penasarannya semakin tinggi.
Jika anak masih mengeluarkan kata-kata kasar, Bunda boleh saja memberikan konsekuensi seperti menahan gadgetnya untuk beberapa hari. Tapi, tetap tahan emosi dan jangan sampai menegurnya di muka umum, ya. Karena itu akan membuatnya malu dan justru semakin berperilaku kasar.
KOMENTAR ANDA