Ilustrasi selimut/ Net
Ilustrasi selimut/ Net
KOMENTAR

PADA suatu ketika, ada sebuah toko yang menjual sprei dan selimut yang sangat besar dan ramai pengunjung. Pemilik toko tersebut merupakan seorang pemuda yang sangat sopan dan ramah.

Saat sedang melayani tamunya, tiba-tiba datang seorang bapak tua yang berpakaian lusuh dan kumal datang bertanya kepada sang pemilik toko.

“Maaf Nak, saya ingin membeli selimut ... tidak usah yang mahal-mahal, seharga uang yang saya punya saja ya, Nak,” tutur lelaki tua tersebut sambil memberikan sejumlah uang kepada pemilik toko.

Pemilik toko terdiam sebentar, lalu meminta kepada pegawainya mengambilkan selimut yang paling bagus di rak penyimpan barang dagangannya.

“Silakan Pak, ini selimutnya,” ujar sang pemilik toko.

Bapak berbaju lusuh tersebut menerima dengan tangan agak gemetar dan mata berkaca-kaca. “Bagus sekali selimut ini, anak saya pasti senang sekali karena selimut kami di rumah sudah sangat tipis dan robek,” cerita bapak tua tersebut.

Bapak itu pun pulang dengan hati sangat gembira, terbayang senyum bahagia anaknya yang akan memiliki selimut baru.

Sesaat ketika bapak itu sudah keluar dari toko, beberapa pengunjung lain yang menawar selimut serupa menegur sang pemilik toko.

“Koq bapak itu boleh beli selimut itu dengan harga yang murah? sementara saya menawar selimut  itu harganya sangat mahal dan tidak bisa turun?,” tanya para pengunjung tersebut dengan agak gusar.

Pemilik toko tersebut menjawab dengan santun dan bijak.

“Iya ... benar, selimut itu memang harganya mahal. Saya menjual kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu dengan harga yang sesuai, karena Bapak dan Ibu sanggup membelinya, untuk kondisi ini saya berdagang dengan manusia. Namun ketika berdagang dengan bapak tua tadi saya berdagang dengan Allah, karena saya mengharap ridho dan berkah dari Allah sebagai untungnya,” jelas pemilik toko tersebut.

Para pengunjung tersebut pun terdiam dan memahami ucapan sang pemilik toko. Mereka menyadari bahwa sang pemilik toko sedang ingin bersedekah.

Pemilik toko juga tidak menyebutkan harga dari selimut yang ia berikan, hal ini bertujuan untuk menjaga harga diri sang bapak tua tersebut, agar dirinya tidak menyadari sedang menerima sedekah.

Di dalam hati sang pemilik toko, ia berharap agar selimut tersebut mampu melindungi bapak tua dan anak-anaknya dari cuaca dingin yang akan datang sebentar lagi. Dan ia berdoa agar Allah menerima sedekahnya dan melindunginya dari panasnya api neraka.

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur