KOMENTAR

PROGRAM vaksinasi COVID-19 menjadi salah satu kunci penting untuk mengakhiri pandemi.

Selama ini, vaksin yang diproduksi perusahaan farmasi di seluruh dunia diberikan melalui injeksi intramuskular alias penyuntikan ke bagian otot lengan.

Namun diketahui, sekalipun seseorang telah mendapatkan vaksin, potensi orang tersebut untuk terpapar COVID-19  masih terbilang besar. Salah satu sebabnya adalah karena vaksinasi secara injeksi tidak bisa merangsang imunitas mukosal yang merupakan pertahanan tubuh untuk melawan virus COVID-19.

Belum lagi masih banyak anggota masyarakat yang takut jarum suntik. Hal ini tentu menghalangi upaya terciptanya herd immunity dengan lebih cepat.

Dilansir laman resmi Universitas Brawijaya, lima mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya melakukan riset dalam Program Mahasiswa Riset Eksakta dengan judul “Formulasi Vaksin Intranasal COVID-19 dengan Karier Bakteri Lactococcus lactis Rekombinan sebagai Sediaan Liquid Aerosol”.

Vaksin intranasal yang dikerjakan tersebut menggunakan vektor bakteri Lactococcus lactis yang telah dimasukkan protein spike virus corona, untuk kemudian diformulasikan dengan sejumlah bahan lainnya.

Riset menunjukkan bahwa bakteri Lactococcus lactis rekombinan mampu mempertahankan masa hidup dan protein pembawa sifat virus corona setelah 14 hari penyimpanan, hingga formula vaksin dapat melindungi bakteri tersebut.

Vaksin yang diberikan melalui hidung ini diharapkan bisa merangsang sistem imun mukosal untuk mencegah penularan COVID-19.

Ditambah lagi, mengingat masyarakat diimbau untuk melakukan lebih dari tiga kali vaksinasi, pemberian vaksin melalui hidung diharapkan membuat masyarakat merasa lebih nyaman dan tidak takut.

Kelima mahasiswa yang mengerjakan riset tersebut adalah Shafira Gita Eka Pritayanti, Daffa Rizky, Samuel Aryo Wicaksono, Christopher Kuncoro Johan, dan Juan Freddy. Riset para mahasiswa berada dalam bimbingan Dr. apt. Valentina Yurina.

Salut bagi para mahasiswa yang melakukan inovasi vaksin intranasal. Semoga bisa lulus uji klinis dan menjadi amunisi baru bagi masyarakat dalam melawan COVID-19.

 




KBRI Kairo Jadi Saksi Ekspor Pertama Hasil MoU Trade Expo Indonesia 2024 Indonesia-Mesir

Sebelumnya

Punya 1,5 Juta Pengguna Aktif, S.id Jadi Platform Digital yang Mendominasi di Indonesia dan Siap Mendunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News