Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SETIAP anak pasti akan mengalami masa pubertas. Idealnya, pubertas terjadi saat anak menginjak remaja, yaitu usia 10. Pubertas dipicu oleh hormon gonadotropin, yaitu hormon yang merangsang produksi hormon estrogen pada anak perempuan dan hormon testosteron pada anak laki-laki.

Tapi ada anak yang mengalami pubertas dini. Biasanya, anak perempuan dianggap mengalami pubertas dini sebelum usianya mencapai 8 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi sebelum usia 9 tahun.

Gejala atau tanda pubertas dini sama dengan gejala pubertas pada umumnya, tetapi terjadi jauh lebih awal. Dan, biasanya dapat disertai dengan munculnya jerawat di wajah, pertumbuhan tinggi badan menjadi lebih pesat, dan bau badan yang berubah seperti bau orang dewasa.

Apa Pemicunya?

Kebanyakan kasus pubertas dini tidak memiliki penyebab medis. Namun para peneliti menemukan beberapa pemicunya, seperti obesitas dan paparan bahan kimia saat hamil. Tapi sayangnya, tidak ada bukti teori untuk hal ini.

Hanya saja, pada kasus yang sangat jarang, terjadi pertumbuhan tumor di kelenjar otak atau hypothalamus, bagian otak yang membantu mengontrol kelenjar otak. Dan meskipun jarang, tumor bisa memicu pubertas.

Kemungkinan lainnya adalah penyakit genetik yang menyebabkan masalah hormonal, seperti cedera otak, infeksi meningitis, dan masalah ovarium serta kelenjar tiroid.

Tapi yang pasti, ketika pubertas berhenti, penambahan tinggi badan juga berhenti lantaran tulang kerangka telah matang. Akibatnya, pertumbuhan tulang anak berhenti pada usia yang lebih diri dari normal.

Memang awalnya anak akan terlihat lebih tinggi dari teman-teman sebaya, tapi ketika tulangnya berhenti tumbuh, makai a akan mengalami tinggi badan yang lebih pendek dari yang seharusnya.

Dampak lain dari pubertas dini adalah:

- Anak menjadi minder karena perubahan fisiknya.

- Perubahan perilaku seperti mudah marah, moody, lebih agresif, memiliki libido yang tidak tepat untuk usianya.

Ketika anak Bunda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter untuk menghindari risiko kesehatan lainnya. Dan, berikan dukungan kepada anak, perkenalkan mengenai perubahan bentuk tubuhnya. Satu hal yang perlu diingat, meskipun sudah pubertas, anak-anak tetaplah anak-anak. Jadi jangan berharap ia akan bertingkah laku seperti orang dewasa.

 




Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Sebelumnya

Menanamkan Nilai Perjuangan Pahlawan Bangsa kepada Anak-Anak agar Memiliki Karakter Tangguh

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting