SAAT berjalan-jalan ke Kampung Susun Produktif Cakung, Jakarta Timur, pasti bakal ketemu dengan tugu kucing. Bukan sembarang tugu, patung kucing tersebut didirikan berdasarkan kisah haru sebuah kucing kampung.
Kisahnya bermula, saat Pemprov DKI Jakarta merelokasi warga Kampung Bukit Duri, Jakarta Selatan. Tokoh masyarakat setempat, Sandiawan bercerita, saat penggusuran Sanggar Ciliwung, ada seekor kucing bernama Libi. Diketahui, Libi adalah kucing kampung peliharaan anak-anak Sanggar Ciliwung.
“Saya melihat di atas Sanggar Ciliwung yang dihancurkan itu ada seekor kucing bernama Libi, milik anak-anak sanggar yang melompat-lompat dalam terkaman beko,” kata Sandiawan.
Dia mengira, kucing tersebut sudah mati lantaran tertimpa bangunan yang dirobohkan. Tapi Allah berkendak lain, keesokan harinya Libi terlihat sedang duduk sambil meratapi bangunan-bangunan yang sudah roboh. Wajahnya begitu sendu, dan sangat menyentuh hati siapa saja yang melihatnya.
“Lucunya, setiap sore, sekitar pukul 15.00, dia datang ke sini (Sanggar Ciliwung) untuk melihat reruntuhan bangunan dan kadang tertidur di situ. Sepertinya dia sedih dan menyesali, kenapa bangunan itu harus dirobohkan,” cerita dia.
Nah, kisah si kucing Libi ini sangat menginspirasi dan kemudian menjadi alasan dibangunnya Tugu Kucing yang kini berdiri di Kampung Susun Produktif Cakung, Jakarta Timur.
“Kucing bernama Libi ini kami jadikan symbol perjuangan, kesetiaan, dan persistensi warga yang rindu akan tempat tinggal, tempat pemukiman yang manusiawi, yang penuh gotong royong. Inilah patung kucing Libi,” jelas Sandiawan.
Tugu kucing Libi dibuat oleh pengembang Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Jakarta Timur.
Sebelumnya, Gubernur Anies telah meresmikan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Jakarta Timur bagi warga yang direlokasi dari Bukit Duri. Pembangunan rusun tersebut menelan anggaran Rp 52 miliar dan dibangun kurang lebih 10 bulan.
Memiliki desain mezanin, Kampung Susun Produktif Cakung memiliki 75 unit kamar yang bisa ditempati warga relokasi dari Bukit Duri.
KOMENTAR ANDA