Iriana Jokowi menemani Presiden Joko Widodo mengunjungi Ukraina/ Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Iriana Jokowi menemani Presiden Joko Widodo mengunjungi Ukraina/ Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
KOMENTAR

IBU Negara Iriana Joko Widodo menemani Presiden Jokowi berkunjung ke Rusia dan Ukraina pada akhir Juni lalu. Iriana memperlihatkan keberaniannya untuk pergi ke salah satu zona perang paling aktif di dunia saat ini yaitu kota Kyiv.

Iriana merupakan ibu negara kedua yang mengunjungi Ukraina setelah Jill Biden, istri Presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang lebih dulu datang pada bulan Mei. Namun Iriana menjadi ibu negara pertama yang mengunjungi Ukraina saat perang berkecamuk.

Kehadiran Ibu Negara Iriana yang mendampingi Presiden Jokowi ke medan perang termasuk memberikan bantuan kemanusiaan ke sebuah rumah sakit di Ukraina dinilai pengamat hubungan internasional sebagai sebuah langkah diplomasi yang efektif.

Meskipun Indonesia dan Ukraina memiliki perbedaan signifikan secara geografis maupun sosial budaya, kehadiran Iriana menjadi simbol bahwa Indonesia membawa harapan tentang perdamaian.

Diplomasi ala Iriana Jokowi merupakan upaya untuk memperkenalkan identitas Indonesia kepada masyarakat Ukraina sekaligus membentuk citra Indonesia sebagai negara yang terbuka dan bersahabat.

Apa yang dilakukan Iriana sejalan dengan Presidensi G20. Indonesia ingin memastikan semua anggota G20 dapat hadir langsung dalam KTT di Bali, November mendatang.

Tak hanya ke Rusia dan Ukraina, Iriana juga bertemu First Lady Peng Liyuan di Beijing, China pada 26 Juli.

Menghadiri jamuan teh, Iriana kemudian menyampaikan maksud kedatangannya untuk mengundang istri pemimpin China Xi Jinping itu ke KTT G20 di Bali.

Undangan itu mendapat respons positif Peng Liyuan yang menyatakan ingin sekali datang ke Bali.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Athiqah Nur Alami dalam tulisan "Indonesia's First Lady Diplomacy Complements Jokowi's G20 President Effort" menjelaskan bahwa ibu negara di seluruh dunia telah menunjukkan peran penting mereka dalam misi diplomatik, yaitu menjadi citra negara yang lebih ramah dan elegan di mata internasional.




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women