KOMENTAR

JURONG bird park alias Taman Burung Jurong di Singapura adalah salah satu suaka burung paling terkenal di seluruh dunia, yang menjadi destinasi wisata favorit bagi keluarga, termasuk wisatawan asal Indonesia.

Waterfall Aviary adalah walk-in aviary terbesar di taman ini, menampung lebih dari 600 burung yang terbang bebas dari 50 spesies, termasuk sun conure yang terancam punah, merpati mahkota, dan rangkong Von der Decken.

Namun pengelola mengumumkan taman burung favorit itu akan ditutup pada 3 Januari 2023. Tanggal itu tepat 52 tahun setelah dibuka pada tahun 1971.

Dilansir CNA, para staf dan unggas penghuni Jurong Bird Park kemudian akan pindah ke rumah baru di Bird Paradise di Mandai Wildlife Park.

Bagi mereka yang ingin bernostalgia, taman ini meluncurkan rangkaian kegiatan yang disebut "A Flight to Remember" untuk merayakan perjalanan lebih dari setengah abad menghibur dan mengedukasi para pengunjung.

Berlangsung dari 3 September hingga 3 Januari 2023, program A Flight to Remember mencakup Heritage Trail, di mana pengunjung bisa belajar tentang transformasi taman melalui serangkaian pameran yang menggambarkan tonggak penting dalam perjalanan 51 tahun.

Pengunjung juga bisa melakukan swafoto di stasiun panorail lama yang kini telah dibuka kembali untuk umum, lengkap dengan rekreasi panorail yang telah berlangsung dari tahun 1992 hingga 2012.

Pengunjung dapat menyumbangkan kenangan favorit mereka tentang taman burung ini di Tembok Memori 'hidup' di Pantai Penguin, kemudian menyaksikan kenangan ini muncul di layar secara real time.

Program baru akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang, termasuk peluncuran Tur Tanda Tangan Nostalgia pada bulan November di mana pemandu akan bercerita tentang sejarah taman juga berbagi anekdot yang tidak banyak diketahui tentang teman-teman burung dan arsitektur taman.

“Taman Burung Jurong seperti rumah kedua kami, dan ini akan menjadi waktu yang pahit bagi kami,” kata Daisy Ling, wakil presiden Jurong Bird Park, yang mulai bekerja di sana pada tahun 1982.

Menariknya, pintu masuk Jurong Bird Park menampilkan menara jam kukuk tua yang berfungsi ganda sebagai penghitung waktu mundur hingga hari terakhir pengoperasian taman.




Andi Arief Lewati Masa Kritis Setelah Transplantasi Hati: Sepenggal Kisah Inspiratif dari RS Apollo New Delhi

Sebelumnya

“Glancing” Picu Tren Digital Baru di Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon