HIV masih menjadi momok hingga kini. Virus ini dapat merusak sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan untuk melawan penyakit.
Setelah puluhan tahun sejak penyakit ini diidentifikasi, harapan akan adanya vaksin HIV mulai terlihat.
Baru-baru ini, pada Konferensi AIDS Internasional ke-24 di Montreal, beberapa harapan baru muncul. Kira-kira setahun setelah dunia pertama kali menyadari Covid-19, dua vaksin yang memakai teknologi mRNA dikatakan mampu mengurangi risiko penyakit ini.
Teknologi ini kemudian diterapkan dalam pengembangan vaksin HIV. Para peneliti mengatakan, sejauh ini vaksin HIV efektif dalam melindungi sekitar 66 persen primate bukan manusia, dari infeksi HIV.
Sekarang, National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID), yang merupakan bagian dari National Institutes of Health (NIH), telah meluncurkan uji klinis fase pertama yang mengevaluasi 3 vaksin HIV eksperimental berdasarkan platform messenger RNA (mRNA).
Melihat kecepatan dan kesuksesan perkembangan vaksin mRNA saat pandemic Covid-19, semoga vaksin mRNA HIV juga bisa segera dirasakan manfaatnya untuk masyarakat.
Upaya Pencegahan Lain
Karena vaksin HIV masih dalam tahap ujiklinis, ada baiknya melakukan upaya pencegahan lain, seperti:
- Melakukan hubungan seksual yang aman.
- Tidak berbagi jarum suntik.
- Minum obat pre-exposure prophylaxis (PrEP) bagi yang berisiko tinggi terinfeksi HIV.
Penularan HIV dari ibu ke bayi juga bisa dicegah, asalkan rutin melakukan skrining selama kehamilan dan pengobatan antiretroviral sejak awal kehamilan.
Karena HIV juga bisa ditemukan di ASI, maka menyusui sebaiknya dihindari. Berdiskusi lebih lanjut jika terinfeksi HIV saat hamil dan menyusui, agar mendapatkan instruksi yang lebih detil.
Kalau kamu yakin telah terpapar HIV, baik melalui hubungan seks atau aktivitas berisiko tinggi lainnya, segera konsumsi obat PrEP selama 28 hari.
KOMENTAR ANDA