Ibunda Naufal Shidqi menangisi kepergian putranya/ Foto: DETIK
Ibunda Naufal Shidqi menangisi kepergian putranya/ Foto: DETIK
KOMENTAR

INNALILLAHI wa inna ilaihi rajiun. Sulit menemukan kalimat yang tepat untuk menggambarkan duka yang dirasakan keluarga korban kecelakaan maut di Bekasi yang terjadi Rabu (31/8/2022).

Salah satunya dirasakan keluarga Naufal Shidqi. Siswa kelas 5 SD yang meninggal akibat tertimpa tiang telekomunikasi yang ditabrak truk kontainer di Jl. Sultan Agung, kota Bekasi.

Disebutkan keluarga, Naufal berpulang tepat di hari ulang tahunnya. Permintaan Naufal untuk dibuatkan nasi kuning tak kesampaian. Keluarga justru harus memasang bendera kuning menandakan duka mendalam atas kepergian mendadak putra kebanggaan mereka.

Naufal diidentifikasi dari pakaian yang dikenakan, lantaran wajah yang rusak tak bisa dikenali akibat kecelakaan. Usai dimandikan dan disalatkan, jenazahnya dimakamkan di TPU dekat rumah di wilayah Rawa Pasung, Kota Baru, Bekasi Barat.

Kisah menyayat hati juga datang dari dua anak Santoso Fauzi (33), warga Gunungputri, Bogor yang juga meninggal dalam kecelakaan maut kemarin. Ia mengontrak rumah di Bekasi agar dekat dengan tempat kerjanya. Saat kejadian, Santoso dalam perjalanan menjemput anaknya yang pulang sekolah.

Dua anak Santoso; satu duduk di bangku kelas 2 SD dan satu lagi baru berusia 3 tahun, harus menjadi anak yatim sepeninggal ayah mereka.

Kesedihan mendalam juga dirasakan istri dan putri Timo (59), pedagang jajanan otak-otak yang berjualan di depan SDN Kota Baru II dan III.

Fitri, sang putri awalnya menyangka ayahnya sedang berjualan keliling. Namun ternyata Timo menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut. Istri Timo pun histeris saat mengetahui kejadian tersebut.

Demikian pula dengan Ridho Santoso (20), yang dikenal sebagai sosok pemuda yang baik dan berbakti pada orangtua. Diduga sedang dalam urusan pekerjaan, Ridho akhirnya meninggal dunia akibat tertimpa tiang gardu setelah sempat mendapat perawatan di RSUD Bekasi.

Siapa pun tak akan siap dengan kehilangan yang mendadak. Tak bisa dibayangkan betapa pilunya hati para orangtua menyaksikan anak-anak mereka yang masih kecil harus meregang nyawa akibat kecelakaan yang diduga melibatkan kelalaian manusia.

Truk kontainer yang kehilangan kendali mulanya menabrak motor, lalu menabrak halte di depan SD Negeri Kota Baru II dan III yang dipenuhi anak-anak sepulang sekolah. Truk kemudian melaju lagi hingga menabrak tiang BTS (base transciever station).

Sebanyak 10 orang meninggal dunia termasuk 7 anak-anak sedangkan 23 orang lainnya mengalami luka-luka.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa ini dan berencana mengunjungi keluarga korban. Ia meminta Plt Wali Kota Bekasi Tri Ardianto mengurus kasus ini dan meminta kepolisian mengusut tuntas penyebab kecelakaan.

 

Dihimpun dari berbagai sumber

 




KBRI Kairo Dorong Peningkatan Ekspor dan Investasi Indonesia di Mesir

Sebelumnya

Tiada lagi Bang Muin

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News