SEBAGAI orangtua, terkadang kita merasa kesal atau geram dengan sifat dan perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tua. Hal ini seringkali membuat kita dengan mudah menceritakan tingkah laku anak kita kepada orang lain. Bahkan terkadang hal tersebut dilakukan di depan sang anak. Umumnya kita melakukan hal tersebut dilakukan dengan tujuan sekedar melampiaskan emosi.
Namun banyak juga diantara kita yang berharap anak akan berubah menjadi lebih baik ketika aibnya diceritakan ke hadapan anak.
Lalu apa yang harus kita lakukan bila hal itu sudah terlanjur kita lakukan?
Meminta Maaf
Bunda, bila hal itu pernah kita lakukan, maka segeralah meminta maaf kepada anak. Karena jika hal tersebut terus menerus dilakukan, akan berdampak sangat buruk terhadap kepribadian anak.
Kita tidak sadar bahwa hal tersebut sangat tidak menyenangkan buat si anak. Apalagi jika si anak sudah berusia 4 tahun sudah belajar menangkap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Sebagai makhluk yang memiliki perasaan dan harga diri, mereka tentu akan merasa tersinggung, kecewa dan malu karena aib atau keburukannya diumbar ke orang lain.
Reaksi yang ditimbulkan pun akan bervariasi, tergantung dengan sifat dan kepribadian si anak. Untuk anak yang ekstrovert, kemungkinan si anak akan mengamuk dan komplain dengan hal-hal yang dianggapnya tidak menyenangkan hatinya. Sedangkan untuk anak yang introvert. Sedangkan anak yang bersifat introvert, batin si anak akan terluka dan dapat membuatnya kehilangan rasa percaya diri (minder).
Berusaha Kembalikan Rasa Percaya Anak
Akibat lain yang fatal ketika anak diumbar aibnya adalah anak akan kehilangan rasa percaya kepada orangtuanya. Mereka tidak akan terbuka lagi terhadap orangtuanya mengenai pengalaman hidupnya.
Mereka akan berpikir “Ah, nanti kalo aku ceritain ke Mama atau Papa, nanti disebarin ke orang-orang.” . Hal ini akan membuat anak akan lebih suka curhat kepada orang lain atau temannya
Bila kita pernah mengumbar keburukan anak, maka kita harus segera berusaha mengembalikan kepercayaan anak terhadap orangtuanya, agar kita bisa bersikap terbuka dan mau menerima nasihat yang kita berikan.
Didik dan Bimbing Anak
Kita harus memahami bahwa anak-anak masih belum sempurna pemikirannya, dia belum bisa memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Akan lebih baik jika anak memiliki hal-hal yang kurang baik, kita menasihatinya dan memberi pengertian dengan perlahan sampai si anak memahami kesalahannya. Didik dan bimbing anak dengan tulus dan penuh perhatian agar anak dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
KOMENTAR ANDA