KOMENTAR

PENGEMBANGAN vaksin COVID-19 semakin gencar dilakukan para peneliti di berbagai negara.

Salah satunya, CanSino Biologics yang berlokasi di Tianjin, China mengembangkan vaksin hirup pertama di dunia untuk COVID-19 dan menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin tanpa jarum suntik untuk penggunaan dosis penguat (booster).

Dalam pernyataan resmi, CanSino menulis bahwa Administrasi Produk Medis Nasional China telah menyetujui Ad5-nCoV CanSino untuk penggunaan darurat sebagai vaksin penguat, pada Senin (5/9/2022).

Vaksin itu merupakan versi baru dari vaksin COVID-19 sekali suntik yang dikembangkan CanSino.

Menurut CanSino, vaksin versi hirup dapat merangsang kekebalan seluler dan menginduksi kekebalan mukosa demi meningkatkan perlindungan tanpa injeksi instramuskular. Cara penggunaan vaksin tersebut yaitu dengan menarik napas dalam-dalam.

Wakil Direktur Departemen Litbang Vaksin CanSino Si Weixue mengatakan pihaknya sangat optimis dan bersemangat dengan kemanjuran dua dosis vaksin, baik yang dihirup maupun yang disuntikkan.

Vaksin inhalasi ini dapat digunakan sebagai booster untuk memperkuat kekebalan antibodi. CanSino mengklaim tingkat antibodi yang dihasilkan vaksin yang dihirup telah terbukti  menghasilkan kekebalan seluler tingkat tinggi.

Para peneliti CanSino mengatakan vaksin hirup dapat merangsang respons kekebalan mukosa yang lebih baik di saluran pernapasan bagian bawah manusia. Bagian itulah yang menurut para ahli merupakan target utama SARS-CoV-2.

Hasil penelitian pada bulan Juli yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases menunjukkan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan dalam 56 hari setelah dilakukan vaksin inhalasi pertama.

Para peneliti menganjurkan pemberian dua dosis vaksin atau kombinasi vaksin inhalasi dengan suntikan intramuskular untuk perlindungan yang lebih kuat.

Vaksin bebas jarum suntik ini dapat dipakai secara mandiri sehingga diharapkan lebih banyak orang mau divaksinasi. Dengan makin banyak orang divaksinasi tentu akan mengurangi tekanan pada tenaga kesehatan dalam menghadapi pasien COVID-19 dengan penyakit parah.

Di Indonesia, vaksin intranasal untuk COVID-19 juga telah dikembangkan oleh mahasiswa jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Vaksin ini diharapkan bisa segera lulus uji klinis dan bisa segera dimanfaatkan sebagai 'perisai dalam menghadapi COVID-19.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News