SKRINING Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining atau uji saring yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita.
Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mewajibkan SHK kepada seluruh bayi yang baru lahir. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya preventif, mengingat sebagian besar kasus kekurangan HK tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak disadari oleh orangtua.
Gangguan hormon tiroid berpotensi mengganggu perkembangan dan pertumbuhan, terutama saraf otak anak. Akibatnya, si kecil tidak tumbuh optimal, cenderung pendek, dan berat badan kurang.
Jika kasus dan pengobatannya terlambat, bayi bisa saja mengalami kecacatan maupun keterbelakangan mental. Itulah mengapa penanganan sedini mungkin pada kasus HK sangat penting, terutama dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Proses SHK Pada Bayi Baru Lahir
Proses SHK dimulai saat petugas mengambil sampel darah pada tumit bayi yang berusia minimal 48 sampai 72 jam, dan maksimal 2 minggu. Darah yang diambil kemudian diperiksa di laboratorium.
Jika hasilnya positif, bayi harus menjalani pengobatan segera, sebelum usianya 1 bulan. Ini penting untuk menghindari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, dan keterbelakangan mental dan kognitif.
Pemberian terapi sedini mungkin bisa mencegah terjadinya kerusakan pada saraf otak, sehingga bayi bisa bertumbuh dengan baik.
“Pengobatannya bisa berlangsung seumur hidup, supaya mereka bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Setetes darah turut menyelamatkan hidup anak-anak bangsa,” kata Wakil Menkes Dante Saksono Harbuwono, mengutip laman Kemenkes.
Sebenarnya, SHK sudah ada di RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, sejak 2003. Pada 2020, sebanyak 4.000 fasilitas layanan kesehatan yang telah melaksanakan pemeriksaan laboratorium di 4 RS vertical yaitu RSCM Jakarta, RSUP Hasan Sadikin Bandung, RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dan RSUD dr Soetomo Surabaya.
Dan sekarang, Kemenkes kembali mengingatkan betapa pentingnya SHK untuk mencegah tidak terjadinya penurunan kecerdasan generasi bangsa.
KOMENTAR ANDA