PUASA adalah sebuah ibadah yang memiliki hikmah besar bagi Muslim yang menjalankannya. Puasa adalah cara bagi seorang Muslim untuk menyucikan dirinya. Dengan puasa, seseorang membersihkan dirinya dari nafsu amarah, nafsu syahwat, dan ketamakan lainnya.
Puasa juga menjadi satu perbuatan nyata untuk menumbuhkan empati kepada mereka yang mesti menahan lapar karena kemiskinan ekonomi. Puasa menempa seorang Muslim untuk mau berbagi, sekecil apa pun itu. Selain puasa Ramadhan yang wajib hukumnya, maka ada sejumlah puasa sunnah yang juga berpahala besar untuk dikerjakan.
Salah satu puasa sunnah yang memiliki banyak keutamaan, termasuk janji Allah untuk membukakan pintu surga Ar-Rayyan bagi hamba yang mengerjakannya, adalah puasa Senin-Kamis.
Aisyah ra. mengatakan, “Rasulullah sangat bersemangat dan bersungguh-sungguh melaksanakan puasa di hari Senin dan Kamis.” (HR Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad)
Marilah kita meniru kesungguhan Rasulullah dalam berpuasa Senin-Kamis. Keutamaan puasa Senin-Kamis yang sangat dibutuhkan oleh seorang Muslim adalah pahala yang besar serta ampunan dari Allah Swt.
Seperti sebuah sabda Rasulullah, “Seluruh amal manusia dihadapkan kepada Allah Swt. dua kali dalam seminggu, yaitu di hari Senin dan Kamis. Lalu Allah akan mengampuni dosa setiap hamba-Nya yang beriman, kecuali mereka yang bermusuhan. Tinggalkanlah keduanya hingga mereka berdamai.” (HR Muslim)
Rasulullah juga mengatakan bahwa puasa dan Al-Qur’an kelak di hari kiamat akan menjadi pemberi syafaat bagi seorang hamba. Di hari kiamat, puasa meminta izin kepada Allah untuk memberi syafaat bagi hamba yang menjalankannya lillahi ta’ala dan ridha saat menahan lapar, dahaga, dan nafsu lainnya.
Sedangkan Al-Qur’an memberi syafaat bagi hamba yang menahan kantuknya demi membaca lembar demi lembar ayat-ayat Allah dan bertadabbur.
Selain dua keutamaan di atas, masih banyak hikmah puasa Senin-Kamis bagi seorang Muslim. Bahkan para ahli medis pun sepakat bahwa puasa yang dilakukan secara rutin menjadi satu kunci penting untuk menjaga kelancaran metabolisme tubuh manusia.
Jadi, jika Rasulullah saja bersungguh-sungguh menjaga shaum-nya dua hari dalam seminggu, mengapa kita masih enggan mengejar pahala dan ampunan Allah?
KOMENTAR ANDA