KOMENTAR

SAAT pasangan suami istri bertengkar, tidak jarang mereka memilih menghindar dan pisah kamar untuk sementara waktu. Maksudnya, agar bisa menenangkan pikiran dan menghindari pertengkaran yang lebih besar lagi.

Istilah kerennya sleep devorce, yaitu kondisi ketika seseorang memilih untuk tidur terpisah dari pasangannya, supaya bisa tidur nyenyak dan menikmati istirahat berkualitas.

“Banyak pasangan memilih sleep divorce selain untuk meningkatkan kualitas tidur, juga untuk mengurangi konflik, serta tetap memiliki ruang sendiri,” kata Carolyn Dean, MD, penulis dan pendiri RnA ReSet.

Walau sering dianggap sebagai tanda hubungan yang tidak sehat atau bermasalah, tetapu untuk beberapa pasangan bisa menjadi sebaliknya. Kesepakatan sleep divorce dapat bersifat jangka panjang atau sementara, tergantung situasinya. Misalnya, beberapa pasangan selalu tidur bersama, tetapi sepakat tidur terpisah jika si istri hamil atau salah satu jatuh sakit.

Sleep devorce seringkali dipilih, karena dianggap bermanfaat untuk:

  • Kualitas tidur yang lebih baik

Berbagi tempat tidur dengan pasangan atau pasangan yang terus bergerak atau mendengkur, seringkali memengaruhi kualitas tidur. Dengan tidur di ranjang terpisah, pasangan dapat menikmati jam tidur yang berkualitas.

  • Ruang pribadi

Menurut psikoterapis dan terapis seks Michale Moran, LCSW CST, tetap punya tempat untuk sendirian, meski sudah menikah, sebenarnya sangat sehat.

  • Lebih sedikit konflik

Sebuah studi (2016) mengungkap, masalah hubungan dan masalah tidur kerap terjadi secara bersamaan, menyebabkan pasangan banyak terlibat percekcokan. Untuk yang seperti ini, sleep devorce perlu dilakukan, untuk menghindari potensi konflik.

  • Rutinitas yang lebih fleksibel

Saat pasangan tidur di ranjang berbeda, masing-masing bisa memiliki rutinitas waktu tidur sendiri-sendiri dan tidak perlu khawatir mengganggu istirahat pasangannya.

  • Gairah seksual mudah tersulut

Pisah ranjang bukan berarti ada yang salah dengan pernikahan. Kondisi ini memungkinkan pasangan akan saling merindukan, termasuk rindu sentuhan fisik yang memang mereka butuhkan.

Perlu diingat, tidak semua pasangan bisa melakukan sleep devorce. Karena faktanya, beberapa penelitian justru menunjukkan seseorang akan bisa tertidur lelap jika ditemani pasangan.

Jika ingin melakukannya, bicarakan dulu dengan pasangan, jangan mengambil keputusan sepihak, ya!




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family