MEMASTIKAN kondisi anak dalam keadaan selalu sehat, penting bagi orangtua. Saat anak demam, ada banyak kemungkinan gangguan kesehatan yang dialami, misalnya influenza, Covid-19, hingga sepsis.
Selasa (13/9), diperingati sebagai hari sepsis sedunia. Seringkali orangtua menganggapnya sebagai demam biasa, padahal sepsis adalah keracunan darah yang merupakan respon mematikan dari sistem kekebalan tubuh manusia terhadap infeksi.
Sepsis cenderung menyerang kelompok orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, salah satunya anak kecil, terutama bayi prematur dan bayi baru lahir.
Bagaimana Sepsis Terjadi?
Pada bayi baru lahir, penularan sepsis umumnya didapat dari ibu yang mengalami infeksi saat hamil, seperti demam tinggi saat persalinan, air ketuban pecah lebih dari 24 jam, atau saat bayi lahir prematur.
Bisa juga tertular saat berada dalam NICU, dari orang dewasa yang memiliki infeksi menular.
Anak kecil yang tidak dapat menerima vaksin pada waktunya, rentan terserang sepsis. Banyak penyakit menular pada anak yang menyebabkan komplikasi parah, seperti campak Jerman (Rubella), cacar air, dan Haemophilus influenza B.
Pada anak yang menginjak remaja, kegiatan fisik membuat mereka rentan mengalami lecet dan luka terbuka. Jika tidak segera diobati, luka dangkal pada lutut atau siku bisa menjadi gerbang bagi bakteri masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi.
Penyakit seperti infeksi saluran kencing, infeksi telinga, pneumonia, hingga meningitis dan gizi buruk yang tidak diobati, lama-lama bisa menyebabkan sepsis.
Gejala Sepsis
Sepsis adalah hasil peradangan infeksi. Gejala pada anak dapat mencakup tanda-tanda infeksi (diare, muntah, sakit tenggorokan, menggigil, panas dingin), gejala apapun dari demam (hipotermia atau kejang), gangguan mood (mudah ngambek, marah, kebingungan, disorientasi), napas tersengal-sengal atau sulit bernapas, ngantuk dan lesu, kulit lembab atau selalu berkeringat, jarang bahkan tidak sama sekali buang air kecil, atau anak mengeluh jantungnya berdebar kencang.
Mencegah Sepsis
Pastikan anak tidak menyentuh, menyongkel, atau menguliti bisul atau luka basah. Awasi setiap tanda infeksi.
Untuk anak dengan perangkat medis, seperti kateter atau pemakaian infus jangka panjang, pastikan mengikuti petunjuk dokter untuk cara membersihkan dan bongkar pasang peralatan.
Pastikan orang dewasa yang sedang sakit tidak mencium, memeluk, menggendong, bahkan berada dekat dengan anak.
Ajarkan anak dan anggota keluarga untuk rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, guna mencegah infeksi.
KOMENTAR ANDA