Ilustrasi, satgas Covid-19 di sekolah/PPID Kota Tangerang
Ilustrasi, satgas Covid-19 di sekolah/PPID Kota Tangerang
KOMENTAR

MESKIPUN pemberitaan tentang Covid-19 tidak terlalu heboh dibanding di awal pandemi, namun angka kasus positif di Indonesia masih tinggi. Mengutip laman Kemkes.go.id, kasus aktif Covid-19 per 13 September 2022 sebanyak 31.571 persen, naik 0,5 persen dari hari sebelumnya.

Pada anak, pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah 100 persen, menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini, yaitu:

  • Kurangnya pengawasan prokes

Kembali mengutip data Kementerian Kesehatan per 23 Agustus 2022, dari total 440.071 sekolah yang menyelenggarakan PTM, hanya 6,8 persen yang melakukan active case finding.

  • Cakupan vaksinasi yang rendah

Cakupan vaksinasi pada kelompok 6-11 tahun masih rendah bila dibandingkan dengan kelompok 12-17 tahun. Untuk vaksinasi dosis 1 cakupannya mencapai 95,71 persen dan dosis 2 mencapai 82,75 persen.

Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UI Dr dr Retno Asti Werdhani mengatakan, peningkatan kasus positif di usia sekolah terjadi melalui droplet saat anak saling menyapa.

Droplet tersebut kemudian menempel di permukaan yang sering disentuh banyak orang, seperti pegangan pintu, pegangan tangga, dan alat tulis.

“Hal inilah yang harus diwaspadai berbagai pihak, baik itu sekolah, orangtua, dan pemerintah. Dari sekolah perlu dibuat sistem monitoring, di mana siswa yang punya gejala bisa langsung dilaporkan ke puskesmas,” kata dr Retno dalam Talkshow Pengawasan Prokes di Sekolah, yang dilakukan BNPB dalam kanal YouTube-nya, Senin (12/9).

Penanganan Covid-19 Saat PTM

Edukasi tentang Covid-19 harus terus digencarkan di lingkungan sekolah, utamanya tentang penerapan prokes. Pihak sekolah juga harus waspada, terutama pada jam istirahat, berangkat dan pulang sekolah.

“Perlu dibentuk tim untuk mengingatkan penerapan prokes saat pulang sekolah. Anak juga sebaiknya diimbau untuk langsung pulang ke rumah,” saran dr Retno.

Segera lakukan tes Covid-19 jika anak mengalami gejala, seeprti demam dan batuk pilek. Apalagi, anak banyak yan mengalami gejala ringan, bahkan tidak bergejala.

“Pentingnya bagi orangtua untuk tetap proaktif apabila anak punya gejala ISPA diperiksakan untuk tes Covid-19. Hal ini untuk memastikan itu positif atau tidak,” demikian dr Asti.




Anggota DPR Verrell Bramasta Dorong Perluasan Program Vokasi untuk Optimalkan Pemberdayaan Gen Z

Sebelumnya

Dewan Pers: Nyaris Tidak Ada Laporan Masyarakat tentang Kasus Pemberitaan Kekerasan Seksual

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News