KOMENTAR

KETUA Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Erlina Burhan meminta masyarakat tidak merasakan euforia terhadap situasi pandemi COVID-19 yang saat ini terbilang terkendali.

Dalam media briefing bertajuk "Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit COVID-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian" yang berlangsung di Jakarta (15/9/2022), dr. Erlina mengingatkan bahwa kejadian tidak terduga tetap bisa terjadi karena situasi masih sangat dinamis.

"Alhamdulillah, meskipun ada varian baru Omicron tapi tidak sampai puncak, hanya riak-riak. Pasien di rumah sakit dan angka kematian juga menurun. Ini memang ke arah endemi, tapi jangan terlalu euforia, tetap hati-hati," kata dokter spesialis pulmonologi dan pengobatan pernapasan ini.

Ia mencontohkan Indonesia sebelumnya pernah merasa siap untuk beralih ke endemi ketika angka kasus harian berada di bawah 300.

Lalu tiba-tiba masuk varian Omicron yang puncaknya bahkan melebihi varian Delta. Puncak varian Omicron mencapai 60.000 kasus sementara Delta di angka 54.000 kasus harian.

Dr. Erlina menegaskan kembali pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) termasuk prokes mencuci tangan dan memakai masker. Vaksinasi dosis booster juga harus digalakkan agar herd immunity makin kuat.

Ia memuji program vaksinasi primer yang sudah baik yaitu 86 persen untuk dosis pertama dan 72 persen untuk dosis kedua.

Sayangnya, vaksinasi booster baru mencapai 26 persen. Padahal suntikan ketiga inilah yang diharapkan dapat memperkuat perlindungan tubuh dari infeksi berat COVID-19.

"Saya tidak tahu persis mengapa vaksinasi booster tidak secepat dosis pertama dan kedua. Bisa jadi masalah distribusi, juga sentra vaksinasi yang sudah mulai berkurang," ujar dr. Erlina.

Terkait PHBS dan protokol kesehatan, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI), dr. Hinky Hindra Irawan Satari juga menyatakan pentingnya menggunakan masker. Menurutnya, karena virus masuk lewat lubang hidung, maka hidung harus ditutup masker.

"Masker dapat membantu mengurangi risiko penularan atau transmisi infeksi COVID-19."




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News