Ilustrasi remaja depresi/Net
Ilustrasi remaja depresi/Net
KOMENTAR

REMAJA tidak jarang dihadapkan dengan berbagai masalah yang memicu tindak kekerasan terhadap diri sendiri, termasuk upaya bunuh diri. Ada banyak faktor yang bisa memicu tindakan tersebut, mulai dari masalah dalam kehidupan (seperti masalah keluarga), beban pendidikan, hingga perundungan.

Bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua pada orang muda (remaja). Bahkan di Asia Tenggara, negara seperti Korea Utara, India, Nepal, dan Indonesia, menjadi penyumbang angka bunuh diri lebih dari sepertiga kasus tahunan di seluruh dunia.

Tapi, jika orangtua lebih peduli dan mengenali tanda atau gejala bunuh diri pada remaja, kemungkinan angka kasus bisa ditekan.

Tanda Bahaya Kecenderungan Bunuh Diri

Seorang remaja yang ingin melakukan tindakan bunuh diri, biasanya akan menunjukkan gerak-gerik yang tak biasa. Oleh sebab itu, menjadi tugas keluarga dan kerabat dekat untuk selalu memerhatikannya.

Meskipun tanda bahaya itu tidak selalu sama, tapi kira-kira beberapa hal ini bisa menjadi gejala bunuh diri pada remaja, seperti dikutip Farah.id dari berbagai sumber:

  • Membicarakan dan memikirkan kematian.
  • Menutup diri dari anggota keluarga dan kerabat terdekat.
  • Mengalami perubahan emosi secara cepat.
  • Melakukan tindakan berbahaya yang mengancam jiwa.
  • Mengalami perubahan secara signifikan, seperti sangat gelisah, susah makan dan ada gangguan tidur, kehilangan minat pada hal yang disukai.
  • Menurunnya kepercayaan diri.
  • Merasa tidak ada harapan untuk masa depan.

Pencegahan Bunuh Diri

Jika orangtua mendapati anak dengan gejala demikian, segera tanya dan tawarkan bantuan. Kemudian, singkirkan benda-benda berbahaya seperti benda tajam, obat-obatan, atau senjata api.

Dengarkan ceritanya dan selalu pantau tindakannya, cobalah ajak berdiskusi dan berikan solusi yang masuk akal. Berikan pula dukungan baginya untuk melakukan hal-hal positif, seperti bermain dengan teman, melakukan olahraga kesukaan, dan sebagainya.

Terakhir, bantu remaja untuk melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater. Yakinkan ia bahwa langkah ini bisa membantunya menjadi lebih baik.

Berbagai masalah dan kondisi yang terjadi selama masa remaja, sebenarnya bisa dikelola dengan baik, terutama bila disertai dengan dukungan keluarga dan orang terdekat.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family