CENDEKIAWAN Muslim Tanah Air yang juga Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Meninggal dunia di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu siang (18/9/2022) akibat serangan jantung.
Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono menjelaskan bahwa Azyumardi sempat dirawat intensif di RS Serdang, Selangor, Malaysia. Adapun istri dan anaknya telah tiba di Malaysia sejak Sabtu.
Diketahui bahwa Azyumardi mengalami gangguan kesehatan sejak Jumat (16/9/2022). Ia sedang berada dalam lawatan untuk memenuhi undangan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) sebagai salah satu pembicara dalam acara Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam di Selangor pada Sabtu.
Diketahui bahwa mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu merupakan orang Indonesia pertama sekaligus orang di luar Persemakmuran Inggris pertama yang meraih gelar kehormatan Commander of the Order of British Empire (CBE) dari Ratu Elizabeth II di tahun 2010.
Gelar yang sangat bergengsi dari kerajaan Inggris tersebut diberikan pemerintah Inggris melalui Duta Besar Inggris untuk Indonesia kala itu, Martin Haltfull.
Dalam hubungan Indonesia-Inggris, Azyumardi Azra pernah menjabat Ketua UK-Indonesia Islamic Advisory Group. Selama menjabat, ia dinilai telah memberikan kontribusi besar dalam proses pemahaman antaragama serta multikulturalisme.
Ratu Elizabeth II setiap tahun memberikan penghargaan kehormatan kepada tokoh-tokoh di seluruh dunia dari berbagai latar belakang yang telah mengabdi untuk komunitas mereka.
Atas gelar tersebut, ia berhak memakai gelar "Sir" di depan namanya, bebas masuk dan keluar Inggris tanpa visa, dan berhak dimakamkan di wilayah Inggris Raya.
Azyumardi Azra lahir di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatra Barat pada 4 Maret 1955.
Sebagai akademisi, namanya makin dikenal publik setelah menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah periode 1998-2006.
Lulus S1 Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta tahun 1982, Azyumardi mengikuti beasiswa Fullbright dan meraih gelar MA di Columbia University, hingga mendapat gelar Master of Philosophy (M.Phil.)
Disertasinya berjudul "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian 'Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries" diterbitkan secara simultan di Belanda, Hawaii, dan Australia.
KOMENTAR ANDA