KOMENTAR

ADA banyak jalan yang ditunjukkan Allah Swt. dan rasul-Nya untuk umat manusia bisa menjemput surga di akhirat kelak.

Namun berbagai jalan tersebut seringkali tertutupi oleh 'keindahan' dunia, yang membuat kita justru berhenti dan larut oleh 'keindahan' itu.

Padahal untuk mengejar pahala dan ridha Allah, ada banyak sekali amalan yang sangat mudah dikerjakan; tidak memerlukan biaya apapun dan tidak tergantung pada orang lain.

Semua amalan yang disyariatkan Islam sejatinya memang membawa kebaikan bagi kita di dunia dan di akhirat. Namun ada satu amalan rutin yang jika dikerjakan sempurna dalam sehari, maka Allah menjanjikan pahala rumah di surga.

Dalam sebuah hadis shahih riwayat Tirmidzi, dari Aisyah ra., Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barang siapa merutinkan salat sunnah 12 rakaat dalam satu hari, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. Dua belas rakaat itu adalah 4 rakaat sebelum zhuhur, 2 rakaat sesudah zhuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya, dan 2 rakaat sebelum shubuh."

Mungkin banyak dari kita membayangkan betapa sulitnya mengerjakan 12 rakaat sunnah tersebut. Belum lagi mengerjakan 17 rakaat salat wajib lima waktu.

Empat rakaat sebelum salat zhuhur.

Dua rakaat sesudah salat zhuhur.

Dua rakaat sesudah salat maghrib.

Dua rakaat sesudah salat isya.

Dua rakaat sebelum salat subuh.

Siapa yang tak ingin memiliki rumah di surga? Inilah motivasi terbesar yang seharusnya membuat kita merasa rugi jika meninggalkan salat sunnah rawatib.

Mungkin pada awalnya belum bisa sempurna 12 rakaat dalam sehari. Tapi teruslah bertekad untuk menyempurnakannya.

Supaya kita terbiasa, kuncinya adalah 'memaksa' diri untuk mengerjakannya secara rutin dan konsisten. Dari hari ke hari, kita insya Allah akan lebih pandai menyiasati waktu agar salat rawatib tidak dikalahkan oleh kesibukan.

Jika awalnya kita memaksakan diri, setelah itu kita akan terbiasa. Kita tak akan lagi merasa berat dan terbebani. Kita akan merasa nikmat mengerjakannya, bahkan merasa ada yang kurang bila belum mengerjakannya.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur