Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BERPURA-pura sakit hingga berteriak histeris guna meyakinkan orang lain akan kondisinya, adalah suatu perilaku yang disebut malingering. Tindakan ini dilakukan yang bersangkutan agar terhindar dari tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Bagi orang awam yang melihat perilaku demikian, langsung menyamakan malingering dengan gangguan jiwa. Namun seorang psikiater dr Andri, SpKI FAPM mengatakan, ini bukanlah gangguan jiwa.

Biasanya, malingering bersifat eksternal, misalnya menghindari tugas militer atau pekerjaan, mendapatkan kompensasi finansial, menghindari tuntutan pidana, atau mendapatkan obat-obatan terlarang.

“Jadi, malingering adalah perilaku yang disengaja untuk tujuan eksternal yang diketahui, Ini tidak dianggap sebagai bentuk gangguan jiwa atau psikopatologi, meski bisa terjadi dalam konteks gangguan jiwa lainnya,” tulis Andri mengutip psikosomatik.net.

Psikolog Melissa Grace, MPsi, dalam akun Instagramnya @melissa_grace menjelaskan, malingering adalah gangguan mental, di mana seseorang berpura-pura sakit atau dengan sengaja memunculkan gejala penyakit, baik fisik maupun mental dalam dirinya, dengan tujuan menghindari tanggung jawab.

Istilah gangguan mental di sini tidak sama dengan istilah gila atau sakit jiwa. Sebuah perilaku disebut sebagai gangguan jiwa, ketika:

  • Individu yang bersangkutan tidak lagi dapat sepenuhnya mengendalikan durasi, intensitas, serta frekwensi perilakunya.
  • Perilakunya sudah mengganggu fungsi adaptif (fungsi perilaku keseharian) individu yang bersangkutan, maupun lingkungan sekitar.
  • Perilaku menimbulkan distress (stress yang bersifat negative) pada individu yang bersangkutan maupun lingkungan sekitarnya.

Sementara, gangguan mental merupakan suatu penyakit mental, yang umumnya berhubungan dengan kondisi emosional, psikologis, serta kesejahteraan sosial seseorang.

Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam berhubungan sosial dengan orang lain, mengatasi suatu permasalahan, menyakiti diri sendiri, maupun sekulitan membuat keputusan atau menentukan pilihan.

Pada kondisi terburuknya, gangguan mental bisa menyerang dan memengaruhi bagian saraf otak sehingga akan sangat berdampak pada keseimbangan kimiawi tubuh dan kualitas hidup penderitanya.

Jadi, malingering bukanlah suatu gangguan kejiwaan, namun gangguan mental. Di sini, perilaku malingering bisa menjadi berbahaya dan menjadi gangguan kejiwaan, jika sering kali dilakukan.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health