Kontrol ketat dan infus cairan adalah pengobatan utama pasien DBD/Net
Kontrol ketat dan infus cairan adalah pengobatan utama pasien DBD/Net
KOMENTAR

DEMAM berdarah tidak selalu harus dirawat. DBD memiliki berbagai kategori, dari yang ringan sampai yang cukup berat dan mengancam nyawa.

Demam berdarah yang ringan dan memungkinkan pasien untuk tetap bisa menjaga asupan cairan tubuh, masih bisa melakukan rawat jalan serta beristirahat di rumah.

Namun, seringkali pasien demam berdarah mengalami gejala tambahan cukup berat, seperti mual, muntah, dan sesak napas. Jika demikian, rawat inap agar cairan dalam tubuh tetap terjaga, sangat diperlukan.

Pengobatan utama demam berdarah adalah perawatan di rumah sakit oleh dokter. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia masih percaya pada obat-obat trasidional, seperti angkak.

Tak hanya angkak, penggunaan antibiotik untuk pasien demam berdarah pun kadang disalahgunakan.

Angkak

Angkak atau beras ragi merah memang cukup tersohor di kawasan Asia. Angkak dipercaya dapat meningkatkan trombosit bagi penderita demam berdarah, karena mengandung efek anti-inflamasi (anti-peradangan) yang baik bagi tubuh.

Tapi, dokter spesialis penyakit dalam Profesor Zubairi Djoerban, penggunaan angkak pada pasien DBD tidak diperlukan. Sebab, pasien hanya membutuhkan cairan/infus untuk meningkatkan trombosit.

“Demam berdarah itu obatnya adalah monitor ketat, kemudian infus cairan. Sudah, itu saja. Tidak perlu angkak, karena 2 hal tadi sudah bisa menyembuhkan pasien DBD,” tegas Prof Bery, sapaan Zubairi Djoerban.

Mengutip Mayo Clinic, angkak mengandung kontaminan yang disebut citrinin, yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Tingginya kandungan monacolin K, suplemen ekstrak angkak, digolongkan oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai obat medis yang harus ditarik kembali dari pasaran.

Angkak juga menyebabkan efek samping seperti mual, mulas, perut bergas, sakit kepada, dan pusing secara tiba-tiba. Pada beberapa kondisi, angkak yang bercampur zat atau makanan lain dapat membahayakan tubuh.

Antibiotik

Sama halnya dengan penggunaan angkak, antibiotik dianggap tidak perlu bagi penderita DBD. Sebab, demam berdarah bukan disebabkan oleh bakteri yang pengobatannya bisa dilakukan dengan antibiotik.

“Demam berdarah penyebabnya adalah virus dengue. Virus itu bukan bakteri, sehingga bisa dimatikan dengan antibiotik,” kata Prof Berry.

Sekali lagi, pengobatan utama bagi pasien demam berdarah adalah kontrol ketat dan pemberian infus cairan. Sementara angkak dan antibiotik tidak diperlukan dalam penyembuhannya.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health