MENINGITIS telah menjangkit di berbagai negara. Penderita meningitis yang meninggal di Indonesia pada 2016 mencapai 4.313 orang dari 78.018 kasus. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus dan tingkat kematian tertinggi di Asia Tenggara.
Meningitis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan infeksi atau radang pada meninges, yaitu selaput pelindung di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
Tidak hanya pada orang dewasa, meningitis pada anak kemungkinan dapat menimbulkan efek samping berbahaya jangka panjang, jika tidak segera diatasi.
Meningitis pada anak yang ditularkan melalui virus bisa melalui perantara udara, yaitu dari orang yang batuk atau bersin dekat di kecil. Sedangkan yang disebabkan oleh bakteri, dapat disebarkan jika si kecil tinggal bersama, disentuh, atau dicium penderita.
Meningitis pada anak yang disebabkan oleh virus biasanya tidak akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya daripada meningitis bakteri. Bahkan, gejala meningitis virus bisa membaik dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari, juga bisa diobati dengan cara rawat jalan di rumah.
Sementara, meningitis yang disebabkan oleh bakteri bisa menimbulkan komplikasi serius dan jangka panjang, seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan bicara, dan keterlambatan perkembangan.
Bisa juga kejang-kejang, ketidakmampuan belajar, kelumpuhan, penurunan fungsi mental, gangguan pada jantung, ginjal, dan kelenjar. Yang terparah adalah kematian.
Tanda Awal Meningitis Anak
Gejala meningitis virus dan bakteri seringkali mirip, antara lain demam, flu, dan sakit kepala. Yang perlu diwaspadai, kebanyakan gejala meningitis pada anak muncul jika penyakit sudah parah.
Segera bawa anak ke instalasi gawat darurat (IGD) jika menunjukkan gejala seperti:
- Demam dengan kaki dan tangan dingin.
- Menangis, merintih, atau mengerang tidak seperti biasa.
- Muncul bintik atau ruam di kulit.
- Sensitif pada cahaya.
- Napas menjadi cepat.
- Rewel atau mudah marah.
- Tidak mau makan, lesu, wajah memucat.
- Muncul benjolan lunak di kepala.
- Kaku pada leher atau tubuh.
- Kejang, muntah, mengantuk, atau sulit bangun.
Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan meminta anak beristirahat tanpa pemberian antibiotik, sambal memberikan terapi suportif. Pada kasus yang jarang terjadi, virus menyebabkan peradangan otak, sehingga dokter akan memberikan obat antivirus.
Jika meningitis disebabkan bakteri, dokter akan memberikan antibiotic serta penanganan intensif. Kemungkinan anak juga akan diberikan bantuan pernapasan dengan masker oksigen. Proses pemulihannya membutuhkan waktu beberapa minggu atau lebih.
Karenanya, sebaiknya hindari balita Bunda dari orang dewasa yang sedang flu, atau biasakan untuk tidak membiarkan orang dewasa menciumnya.
KOMENTAR ANDA