KOMENTAR

MENGONSUMSI ikan memang dianjurkan bagi para ibu hamil mengingat manfaat besarnya bagi pertumbuhan anak kelak. Namun perairan yang kian tercemar menyebabkan banyak perempuan memilih berhati-hati bahkan pantang makan ikan selama masa kehamilan.

Epidemiolog Universitas Bristol, Inggris Jean Golding bersama Caroline Taylor, Yasmin iles-caven, dan Steven Gregory dalam "The Benefits of fish intake: Results concerning prenatal mercury exposure and child outcomes from the ALSPAC prebirth cohort" yang diterbitkan Jurnal NeuroToxicology pada Mei 2022, menyatakan bahwa kadar merkuri ibu memiliki sedikit dampak terhadap perkembangan anak selama ibu mengonsumsi ikan.

Studi yang dibiayai UK Medical Research Council & UK Wellcome Trust tersebut menggabungkan analisis terhadap lebih dari 4.131 perempuan hamil di Inggris yang dimuat dalam penelitian tahun 90-an dengan investigasi ekstensif yang sebanding di Seychelles.

Satu hal penting adalah para peneliti menemukan bahwa makan segala jenis ikan dianggap cukup aman mengingat nutrisi penting dalam ikan dapat bertindak sebagai perlindungan terhadap merkuri yang dikandungnya. Dan yang lebih penting lagi adalah apakah ibu hamil mau makan ikan atau tidak.

Ini menjadi berlawanan dengan pedoman yang berlaku selama ini yang memperingatkan perempuan hamil untuk tidak mengonsumsi ikan tertentu yang mempunyai kadar merkuri cukup tinggi.

"Kami menemukan bahwa tingkat merkuri ibu selama kehamilan cenderung tidak memiliki efek buruk pada perkembangan anak asalkan ibu makan mengonsumsi ikan. Jika dia tidak makan ikan, maka ada beberapa bukti bahwa tingkat merkuri dapat memiliki efek berbahaya pada anak. Ini bisa jadi karena manfaat dari campuran nutrisi penting yang disediakan ikan, termasuk asam lemak rantai panang, yodium, vitamin D, dan selenium," ujar Caroline Taylor, salah satu peneliti senior.

Meskipun sudah banyak penelitian yang membahas hal ini, investigasi terbaru ini memeriksa dua populasi kontras yang berkaitan dengan merkuri pada ikan, yaitu selama kehamilan dan anak di sepanjang masa kanak-kanaknya.

Penelitian pertama berfokus pada komunitas Seychelles di mana hampir semua perempuan hamil mengonsumsi ikan.

Sedangkan studi kedua meneliti analisis data studi tahun 90-an Universitas Bristol di wilayah wilayah industri barat daya Inggris di mana jumlah ibu hamil yang mengonsumsi ikan jauh lebih sedikit. Studi tersebut juga dikenal dengan Avon Longitudinal Study of Parents and Children (ALSPAC).

Meskipun selama ini diketahui bahwa anak-anak dari ibu yang makan ikan saat hamil mendapat manfaat yang berhubungan dengan penglihatan yang baik maupun kemampuan intelektual mereka, tetap saja para ahli memperingatkan agar tidak mengonsumsi ikan tertentu dengan kadar merkuri tinggi.

Akibatnya, banyak ibu hamil enggan mengonsumsi ikan. Artinya, akan ada banyak perempuan meninggalkan ikan untuk berada di "zona aman".

"Penting bagi para profesional kesehatan untuk merevisi peringatan mereka agar tidak makan spesies ikan tertentu. Tidak ada bukti kerugian dari ikan ini, namun ada bukti dari banyak negara bahwa imbauan tersebut menyebabkan kebingungan para ibu hamil. Panduan untuk kehamilan seharusnya ditekankan pada 'makanlah paling sedikit dua porsi ikan setiap minggu, salah satunya haruslah ikan yang berlemak—dan hapuskan semua peringatan tentang ikan tertentu yang tidak boleh dimakan," tegas Prof. Jean Golding, dilansir SciTechDaily (22/9/2022)

Untuk para ibu hamil, selalu berkonsultasilah dengan dokter dan ahli gizi untuk memastikan kelengkapan nutrisi selama kehamilan. Perbedaan perairan, suhu, kadar, hingga jenis merkuri di berbagai tempat di dunia--termasuk di benua Eropa dan Asia, tentu saja tetap harus menjadi perhatian.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health