KEKERASAN dalam rumah tangga (KDRT) adalah suatu tindakan melanggar hukum yang dilakukan terhadap pasangan, anak, atau anggota keluarga lainnya. Pelaku KDRT wajib diberikan tindakan tegas, sesuai hukum yang berlaku, sebagai efek jera.
Seorang profesor dan psikolog klinis di Iowa State University Amie Zarling mengatakan, pada dasarnya KDRT tidak disebabkan oleh satu hal saja. Perilaku negatif tersebut busa muncul karena akumulasi dari banyak hal.
Pada pria, Zarling menyontohkan, kekerasan merupakan cara untuk mengatasi emosi yang tidak menyenangkan, seperti perasaan rapuh, malu, cemburu, maupun cemas.
Sedangkan menurut Ellen Pence dari Domestic Abuse Intervention Project (DAIP), kekerasan yang didominasi pria muncul karena praktik menahan budaya patriarki.
Sistem yang melangsungkan dominasi ini melahirkan banyak bentuk kekerasan yang dilakukan pria.
Inilah mengapa kemudian pelaku KDRT sulit menyembuhkan kebiasaan buruk mereka, bahkan dengan metode psikoterapi maupun konseling.
"Mereka punya agresivitas yang cukup kuat, sehingga ketika stres atau ada sesuatu yang tidak sesuai, maka agresivitasnya akan muncul dalam bentuk KDRT," kata Ikhsan Bella Persada, MPsi.
Terapi ACTV
Kendati peluang pelaku KDRT Bisa berubah sangatlah kecil, Ikhsan mengatakan intensitas dan frekuensi kekerasan yang mereka lakukan dapat diturunkan dengan terapi. Dengan begitu, mereka dapat menyalurkan emosi negatifnya ke hal yang positif.
Salah satu terapi yang direkomendasikan adalah Achieving Change Through Values-Based Behaviour (ACTV). Ini merupakan kelas terapi yang melakukan pendekatan dengan membantu pelaku kekerasan menerima dan menyadari perasaan tidak menyenangkan yang mengingkari mereka.
Namun di saat bersamaan, terapi juga membantu pelaku agar tidak membiarkan perasaan tersebut mengendalikan mereka.
Di dalam kelas, pelaku KDRT diajarkan soal patriarki dan kesadaran hidup sebagai mahluk sosial.
Jadi, pelaku KDRT bisa diarahkan untuk mengikuti terapi ini agar kebiasaannya melakukan tindak kekerasan, dapat berkurang, meskipun kemungkinan kambuh lagi pasti ada.
KOMENTAR ANDA