SEMUA orangtua menginginkan anak-anak yang berperilaku baik dan santun sesuai dengan norma yang berlaku. Namun untuk memperoleh anak yang berakhlak baik, hal tersebut tidak muncul dengan sendirinya. Perilaku tersebut harus ditumbuhkan dengan cara mengisi “tangki-tangki” yang ada dalam jiwa anak.
Tangki Iman
Hal-hal yang harus diisi pada tangki iman adalah tentang ruhiyah. Anak harus diberi pemahaman bahwa jika menginginkan sesuatu, ia wajib berdoa dan meminta kepada Allah Swt. Kemudian bila ia bersyukur dengan segala hal yang dimilikinya serta mau berbagi, maka Allah akan menambahkan nikmat kepadanya.
Selain itu ia harus ditanamkan bahwa adzan, membaca Al Qur’an dan dzikir adalah bukti bahwa Allah selalu ada di dekat kita dengan segala kasih sayangnya. Ajak ia melihat keindahan alam semesta agar bisa merasakan bahwa Allah yang menciptakannya.
Tangki Akal
Ajak anak untuk berpikir apa yang harus ia pikirkan, lakukan, dan ketahui hari ini. Tanyakan padanya hal-hal apa yang ia sukai untuk dilakukan, misalkan menggambar, menari, atau menyanyi.
Tangki Akhlak
Tanyakan pada anak, siapa saja yang ia temui di sekolah hari ini. Dan diskusikan padanya bagaimana perilaku teman-temannya hari ini dan perilaku seperti apa yang boleh ia tiru dan tidak.
Tangki Fisik
Berikan makanan yang halal dan baik kepada anak-anak. Tanamkan kedisiplinan sejak dini termasuk pola makan dan tidur yang teratur. Ajari juga berbagai kegiatan dan keterampilan yang menyenangkan seperti berolahraga. Katakan padanya bahwa tubuh merupakan amanah yang harus dijaga kebersihan dan kesehatannya.
Tangki Cinta
Beri waktu dan perhatian yang berkualitas pada anak. Jangan pelit untuk mengapresiasi hal-hal baik yang telah mereka lakukan. Ungkapkanlah rasa syukur kita karena memiliki mereka di dunia ini dan sampaikan harapan kita bahwa doa mereka merupakan penolong orangtua di akhirat kelak.
Sangat penting bagi orangtua untuk memahami berbagai “tangki” yang dimiliki anak. Hal tersebut bisa menjadi dasar agar anak berperilaku baik. Sehingga bila ada hal-hal yang menyimpang dari anak, kita memahami “tangki” mana yang kosong dari mereka.
KOMENTAR ANDA