KAFTAN sampai saat ini masih menjadi ‘pemegang takhta’ dalam dunia fesyen. Pakaian ini sudah ada sejak zaman Mesopotamia Kuno, namun masih popular di kalangan masyarakat hingga saat ini. Di Indonesia salah satunya, kaftan sudah menjadi satu model busana andalan saat hari raya Idul Fitri atau Lebaran.
Dihimpun dari berbagai sumber, kaftan merupakan salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang kini meliputi Turki, Suriah, dan Irak. Kaftan juga merupakan salah satu ciri khas busana masyarakat Timur Tengah dan Afrika Utara.
Busana ini memiliki bentuk longgar seperti jubah yang menjuntai dengan potongan menyempit pada bagian pinggang, bagian lengan yang panjang dan lebar, serta memiliki bukaan pada bagian tengah muka yang dapat diberikan kancing sebagai pelengkap.
Kaftan dapat dibuat dari bahan ringan dan halus, seperti katun, sutra ataupun cotton silk. Awalnya kaftan hanya digunakan oleh para bangsawan. Lalu pada masa Dinasti Seljuk dan Kesultanan Ottoman, kaftan dijadikan sebagai pemberian penghargaan kepada penjabat penting seperti duta besar, tamu penting, dan para jenderal.
Kaftan menjadi pakaian yang disarankan untuk dikenakan saat musim panas, karena siluet kaftan yang longgar dapat membantu menurunkan suhu tubuh sehingga akan membuat sang pemakai merasakan sejuk dan nyaman.
Kaftan untuk pria dan wanita
Tidak hanya dikenakan oleh perempuan, kaftan dapat digunakan oleh para pria. Pria di negara Persia menggunakan kaftan sebagai pakaian sehari-harinya, biasanya para pria di negara Persia selalu menggunakan kaftan dengan ikat pinggang, pria di negara Rusia pada umumnya menggunakan kaftan dengan celana linen dan sepatu boots, dan di kerajaan Ottoman pria cenderung menggunakan kaftan sesuai dengan kedudukannya di masyarakat.
Pada wilayah Afrika Barat, model kaftan yang digunakan pria memiliki panjang hingga betis saja, pada umumnya penggunakan kaftan di wilayah Afrika Barat ini dikombinasikan dengan celana Tubay dan topi Kufi.
Kaftan semakin dikenal di seluruh wilayah Arab lalu menyebar ke China daratan, dan menjelang abad 17 kaftan menjadi salah satu tren fesyen di negara Maroko. Pada tahun 1950 hingga 1960-an, busana ini mulai dilirik oleh negara Eropa dan Amerika.
Gaya kaftan ini mulai tampil dalam mode kelas atas saat diadaptasikan oleh para couturier Prancis, seperti Christian Dior dan Balenciaga. Seiring perkembangan zaman pada abad 21, kaftan telah menjadi pakaian yang cocok untuk semua kalangan.
KOMENTAR ANDA