SEBAGIAN orang mungkin tidak familiar dengan kata ecoprint (eco printing). Namun bagi para pekerja di bidang industri tekstil, kata ini semakin hari semakin keras gaungnya.
Ecoprint merupakan sebuah teknik mencetak pada kain menggunakan pewarnaan alami seperti berasal dari tumbuhan dan menghasilkan sebuah motif yang unik dan autentik.
Proses teknik ini adalah mentrasfer warna dan bentuk melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang, dan bagian tubuh tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen warna.
Teknik ecoprint merupakan hasil perkembangan dari teknik ecodyeing (pewarnaan kain dari alam) yang lebih dulu dikenal masyarakat. Teknik ini dikembangkan oleh Indiana Flint pada tahun 2006.
Banyak desainer yang membuat karya dengan sumber inspirasi dari alam dan menggunakan teknik ecoprint, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Ada Irit Dulman yang mengeluarkan karyanya pada tahun 2016 yang terinspirasi dari alam Florida dengan memanfaatkan daun Virginia Creepe.
Selanjutnya ada Oskar Metsavaht yang mengeluarkan karya rancangan bertema Endless Summer Busan pada Endless Summer Spring Summer 2013. Karya Oskar terinspirasi kesempurnaan musim panas di kota Ipanema.
Sementara dari dalam negeri, desainer yang memanfaatkan teknik ecoprint di antaranya adalah Novita Yunus saat memamerkan karyanya di Amazon India Fashion Week Autumn Winter 2017.
Ada pula desainer Nina Septiana melalui brand NINA NUGROHO (NN) yang menghadirkan koleksi ecoprint bertajuk Querencia di tahun 2022 dengan memberdayakan para perajin yang merupakan warga Desa Kriyan di Cirebon.
Ecoprint khas NN menggunakan dedaunan yang banyak ditemukan di wilayah Cirebon seperti daun jati, daun talu, dan daun kelor. Pewarna alamnya menggunakan kayu secang yang difiksasi dengan tawas atau kapur untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Menggunakan warna abu tua, navy, kuning, juga gold, keseluruhan looks dari koleksi NN terlihat anggun dan berkelas.
Perlu diperhatikan, tidak semua bahan kain dapat digunakan dalam pembuatan teknik ecoprint. Hanya kain yang terbuat dari serat alam yang dapat digunakan seperti katun, sutra, linen, dan kanvas.
Proses pembuatan ecoprint
Proses pembuatan ecoprint mempunyai dua teknik pewarnaan, yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding.
Teknik iron blanket biasa dikenal dengan teknik pengukusan dan difermentasikan untuk menghasilkan motif yang unik.
Langkah-langkahnya adalah: 1) Membersihkan kain dari kotoran yang biasa disebut mordanting, 2) Rendam daun dengan larutan cuka agar mengeluarkan zat warna pada daun, 3) Bentangkan kain yang telah dibersihkan lalu tempel dedaunan yang telah direndam, 4) Gulung dengan pipa paralon lalu diikat dengan tali lalu kukus kain selama 2 jam.
Sedangkan teknik pounding yang yang biasa dikenal dengan teknik memukul, pengerjaannya lebih mudah sehingga lebih banyak orang menggunakan teknik ini.
Langkah-langkahnya adalah: 1) Membersihkan kain dari kotoran yang biasa disebut mordanting, 2) Bentangkan kain dan susun dedaunan sesuai motif yang diinginkan di atas kain, lalu lapisi dengan kain lain, 3) Pukul-pukul daun yang ada di atas kain, 4) Bilas lalu jemur.
KOMENTAR ANDA