Edith bersama suami dan keempat anaknya saat mengunjungi Pula Dewata Bali/Instagram @pleinleursyeux
Edith bersama suami dan keempat anaknya saat mengunjungi Pula Dewata Bali/Instagram @pleinleursyeux
KOMENTAR

SENANG rasanya bisa berkeliling dunia, mengeksplorasi kekayaan alam di berbagai belahan negara, dan mengenal beranekaragam keindahan ciptaan Allah SWT.

Adalah keluarga pasangan Edith LeMay dan Sebastien Pelletier bersama 4 anak mereka, Colin, Maia, Leo, dan Laurent. Mereka melakukan tur keliling dunia selama 1 tahun, sejak Juli 2021. Sejauh ini, mereka sudah mengunjungi 6 negara di 3 benua.

Namun, bukan tanpa alasan Edith dan Sebastien mengajak anak-anaknya tur keliling dunia. Ada alasan pilu dibalik itu semua. Pasangan ini ingin memberikan memori indah kepada ketiga anaknya, Mia, Colin, Laurent, yang akan menjadi buta.

Ya, ketiga anak Edith divonis mengidap penyakit langka, retinis pigmentosa, yaitu mutasi yang memengaruhi mata dan itu gangguan penglihatan yang parah. Dengan akibat yang tragis, karena mutasi genetik akhirnya berujung pada kebutaan.

Anak sulungnya, Mia, yang kini berusia 12, sedang menunggu menjadi buta total saat usianya 30.

“Dokter menjelaskan, ini adalah penyakit genetik. Yang terjadi adalah sel-sel retina pada mata mereka perlahan akan mati. Dan mereka akan kehilangan penglihatan mulai dari luar hingga ke dalam,” kata Edith, mengutip CNN.

Ketika dokter memvonis demikian, Edith dan Sebastien disarankan untuk memberikan banyak buku kepada ketiga anaknya, agar nantinya memiliki banyak memori indah tentang dunia.

Tapi saran itu ditolak. Edith dan Sebastien memutuskan untuk membawa anak-anak mereka keliling dunia dan menyaksikan secara langsung keindahan alam dan keanekaragamannya.

“Saya mengatakan pada diri sendiri, tidak akan memberi mereka buku. Saya ingin mereka menyaksikan gajah dan jerapah yang asli. Kami lalu berpikir, mengapa tidak mengajak mereka untuk melihat dunia, melihat keindahannya, untuk memenuhi memori visual mereka sebelum mengalaminya,” ujar Edith.

Mereka pun pergi berkeliling dunia dengan pilihan akomodasi angkutan umum. Tujuannya selain menekan biaya, juga untuk membuat anak-anak mereka menjadi tangguh.

“Saya tidak ingin mereka menganggap ini semua kutukan. Tapi saya ingin mereka tahu, bahwa inilah perjalanan hidup mereka yang penuh dengan tantangan,” ucap dia.

“Mereka tidak perlu takut menghadapi tantangan tersebut, karena semua sarana dan prasarana sudah mereka miliki,” demikian Edith.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News