KESIBUKAN di rumah maupun di tempat kerja seringkali menjadi alasan mengapa kita terlambat makan. Kita mungkin berpikir tak masalah terlambat, yang penting ada asupan makanan yang masuk ke tubuh.
Lalu, ketika kita menimbang berat badan dan melihat angkanya naik dan naik lagi, kita berpikir keras bagaimana itu bisa terjadi. Kita tetap makan tiga kali sehari: pagi, siang, dan malam.
Sebuah penelitian Brigham & Women's Hospital yang dipublikasikan Cell Metabolism menyebutkan bahwa terlambat makan akan berdampak besar pada pengendalian berat badan.
Hal tersebut dibuktikan dengan membandingkan dua hal yaitu makan lebih awal dan makan terlambat (empat jam keterlambatan) yang dilakukan para peserta penelitian.
Para peserta juga tidur dan beraktifitas fisik dengan jadwal yang tetap selama dua sampai tiga minggu sebelum protokol laboratorium diberlakukan. Mereka juga menjalankan diet ketat tiga hari sebelum penelitian dimulai.
Penelitian itu, seperti dilaporkan Medical Daily, menjelaskan tiga hal yang harus diperhatikan untuk memiliki berat badan ideal yang stabil. Ketiga hal itu adalah pengaturan asupan kalori, jumlah kalori yang dibakar, serta perubahan molekul jaringan lemak.
Untuk menunjang penelitian, peserta melengkapi dokumen laboratorium mencakup suhu tubuh, sampel darah, pengeluaran energi, serta biopsi jaringan adiposa. Para peneliti juga mencatat tingkat rasa lapar dan nafsu makan para peserta selama penelitian.
Hasilnya, peneliti Nina Vujovic dari Brigham's Division of Sleep and Circadian Disorders menyatakan bahwa makan empat jam terlambat meningkatkan rasa lapar secara signifikan serta berpengaruh pada cara tubuh membakar kalori dan cara tubuh menyimpan lemak.
Penelitian memperlihatkan bahwa makan terlambat—jika seringkali dilakukan, akan mengubah fungsi fisiologis dan proses biologis dalam pengaturan asupan energi, juga penyimpanan dan pengeluaran energi yang semuanya berujung pada bertambahnya berat badan.
Peserta yang sering makan siang dan makan malam terlambat bahkan diketahui bisa mengalami gangguan suasana hati mulai dari kecemasan hingga depresi.
Meski demikian, peneliti menyatakan bahwa penelitian ini masih memerlukan pendalaman untuk memastikan generalisasinya. Dibutuhkan lebih banyak partisipan, untuk menguji hipotesisnya baik pada laki-laki maupun perempuan.
Dengan kondisi alam, iklim, dan cuaca yang makin tak menentu, ditambah polusi yang kian intens, sudah saatnya kita membenahi gaya hidup sehat. Makan tepat waktu adalah salah satu cara kita menjaga kesehatan.
KOMENTAR ANDA