IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis, sebanyak 131 anak Indonesia mengalami gangguan ginjal akut. Kasus ini meningkat tajam hingga Agustus kemarin.
Lalu, bagaimana gejala yang dirasakan anak-anak yang berkaitan dengan gangguan ginjal ini?
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menjabarkan sejumlah gejala pada anak dengan gangguan ginjal misterius.
Menurut Eka, gejala awal yang muncul dapat berupa infeksi, seperti batuk, pilek, diare, dan muntah. Sebenarnya ini bukan infeksi yang mengkhawatirkan, namun pergerakannya yang begitu cepat membuat tenaga medis kebingungan.
“Dia hanya beberapa hari timbul diare atau muntah, kemudian demam. Kemudian dalam tiga sampai 5 hari mendadak tidak ada urine-nya. Jadi tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali. Jadi anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil atau buang air kecilnya sangat sedikit,” kata Eka.
Obat Batuk India Diduga Jadi Biang Kerok
Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menegaskan, obat batuk asal India tidak beredar di Indonesia, namun banyak yang menduga gangguan ginjal yang dialami anak-anak Indonesia salah satunya akibat mengonsumsi obat batuk asal India tersebut.
“Sudah dicek mengenai peredaran obat-obatan, dan yang diproduksi di India tidak beredar di Indonesia, Juga bahan baku obat Indonesia tidak ada yang berasal dari India, tapi ini mungkin akan lebih detil oleh Kemenkes karena IDAI tidak akan menginvestigasi sedetil itu,” ujar Eka.
Kasus gangguan ginjal akut ini disebut sudah ada sejak Januari, namum melonjak di periode Agustus dan September. Sejauh ini, belum ada pasien gagal ginjal kronik yang harus cuci darah secara rutin.
Penyakit ini terjadi secara mendadak dan memiliki kondisi perburukan yang lebih cepat dari biasanya. Karena itu, penyakit ini disebut cukup misterius. Sampai saat ini, Sebagian besar penyakit ginjal misterius terjadi pada anak di bawah 5 tahun dan tersebar di 14 provinsi di Indonesia.
KOMENTAR ANDA