SEBUAH penelitian menunjukkan, usai menonton tayangan superhero, sebanyak 70 persen anak fokus pada kemampuan superhero yang bisa terbang atau ukuran tubuhnya yang besar dan kuat.
Sementara, 20 persen lainnya menghubungan superhero favoritnya dengan tindakan kekerasan, seperti bisa memukul orang lain atau menghancurkan semua barang di sekitarnya.
Uniknya, hanya 10 persen di antara anak-anak yang mengidolakan superhero, menghubungkannya dengan sifat yang baik, seperti bisa menyelamatkan orang lain.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tokoh superhero ataupun anak yang mengidolakan superhero. Hanya saja, jangan membiarkan anak mengidolakannya secara berlebihan.
Untuk memberikan tontonan ini, orangtua harus tetap melakukan pengawasan. Sebab, film superhero memiliki adegan kekerasan di dalamnya. Jika si kecil menonton secara sembarangan, ia mungkin saja menirukannya di kehidupan nyata.
Dampingi dan Awasi Anak
Agar hal tersebut tidak terjadi, orangtua perlu memberikan penjelasan mengenai adegan-adegan di film superhero yang ditonton anak. Dampingi dan berikan nasihat agar tidak melakukan adegan kekerasan kepada teman atau orang di sekitarnya.
Menurut Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga dari klinik terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, banyak orangtua yang kesulitan melarang anaknya menonton film superhero kegemaran.
Oleh karena itu, alihkan perhatian anak. Ajak mereka melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan. Jika keinginannya sulit dibendung, damping dan jangan biarkan ia menonton sendirian.
Setelah tayangan selesai, ajak ia berdiskusi mengenai hal-hal baik dalam film tersebut. Ajarkan mana yang boleh dan tidak. Jika si kecil ternyata melakukan adegan kekerasan yang dilihatnya dalam film, ketika bermain, usahakan agar itu hanya sebatas permainan saja.
Buat anak untuk tidak mendalami karakter superhero idolanya. Caranya, jangan memfasilitasi anak dengan pakaian atau mainan khas si karakter superhero idolanya.
Jika orangtua membiasakan untuk membelikan pakaian atau mainan khas si tokoh idola, anak akan semakin mendalami karakternya. Bisa jadi ia menganggap dirinya sang superhero dan ‘senjata-senjata’ mainan itu dipergunakannya untuk memukul teman sebayanya.
Jadi, ada baiknya tidak memberikan anak fasilitas yang membuat ia semakin mendalami karakter superhero. Dan, damping selalu anak ketika menonton film-film kegemaran.
KOMENTAR ANDA