KESEHATAN mata anak di seluruh dunia sedang tidak baik-baik saja. Menurut data yang diungkap Yeni Lestari, dokter spesialis mata perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (PERDAMI), terjadi kenaikan kasus mata minus pada anak hingga 3 kali lipat.
Kenaikan ini terjadi semenjak pandemi Covid-19, dimana anak memiliki banyak waktu untuk memegang gadget lantaran kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online.
“Data internasional banyak sekali menyebutkan, bahwa semenjak pandemic ini angka myopia atau mata minus pada anak sekolah meningkat 1,4 sampai 3 kali lipat dari angka biasanya. Jadi angka sebelum pandemi, sekarang bertambah 3 kali lipat,” kata Yeni dalam suatu kesempatan.
Menurut dia, data juga menunjukkan telah terjadi penambahan dari segi rentang usia. Maksudnya, banyak anak dengan kategori usia lebih muda yang mengalami mata minus sejak pandemi.
“Jadi, yang tadinya mulai matanya minus seperempat atau setengah itu di kelas-kelas 3 SD. Sekarang sudah mulai ke usia yang lebih muda, kelas 1 atau 2 SD sudah minus. Nah, ini perlu dicermati,” ujar Yeni.
Penyebab Mata Minus
Hari Kesehatan Mata Dunia yang diperingati Kamis (13/10) mengambil tema Love Your Eyes. Kita diingatkan untuk mencintai mata, sebagai salah satu indera yang sangat penting.
Maka dari itu, penting untuk menghindari beberapa kebiasaan sepele yang dapat merusak mata.
- Membaca di tempat gelap. Aktivitas ini bisa mengakibatkan otot mata tegang dan berujung kering, sehingga rentan iritasi. Pupil mata pun terpaksa membesar untuk mengambil lebih banyak cahaya melalui lensa retina.
- Jarang melepas lensa kontak. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) melaporkan, sekitar 1 juta orang Amerika setiap tahunnya ke dokter mata karena infeksi pemakaian lensa kontak.
- Terpapar blue light. Sinar biru bisa merusak retina mata yang berpotensi memicu penyakit katarak hingga degenerasi makula.
- Ketergantungan obat tetes. American Academy of Ophthalmology (AAO) memperingatkan bahwa obat tetes mata tanpa resep dokter hanya meredakan mata merah dan tidak menyembuhkan permasalahan intinya.
- Kebiasaan mengucek mata. Mengucek mata dengan tangan secara kasar dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah di bawah kelopak mata.
- Kurang tidur. Bisa mengganggu kondisi mata dan menimbulkan beberapa gejala seperti kedutan, mata kering, penglihatan kabur, dan nyeri.
- Kurang minum. Efek dehidrasi ternyata tidak hanya berdampak pada tubuh, tetapi juga berpengaruh bagi produksi air mata. Jika produksinya kurang, mata tidak terlumasi dengan baik dan rentan membuat penglihatan kabur.
Tidak membersihkan riasan mata di sekitar mata sampai benar-benar bersih juga termasuk kebiasaan yang dapat merusak mata. Sisa-sisa riasan tersebut dapat menghambat produksi minyak pada kelopak mata, serta menimbulkan iritasi yang ditandai kemerahan, rasa gatal, hingga perih.
KOMENTAR ANDA