MATA adalah organ vital bagi manusia. Kehilangan mata bisa diibaratkan kehilangan dunia. Karenanya, penting untuk menjaga kesehatan mata untuk tetap bisa menikmati keindahan dunia.
Mengucek mata seringkali dilakukan, terlebih jika ada partikel yang tidak sengaja masuk ke dalam mata atau ketika mata gatal yang disebabkan oleh mata kering.
Namun ahli tidak menyarankan kita mengucek mata, karena hal itu sangat berbahaya dan dapat merobek selaput mata yang berujung pada kebutaan.
Dokter spesialis mata di Jakarta Eye Center (JEC) Referano Agustiawan mengatakan, kebiasaan mengucek mata terlalu keras bisa menyebabkan kebutaan, karena retina mata yang robek.
Robeknya retina mata ini disebut dengan ablasio retina. Ini merupakan kedaruratan medis yang perlu ditangani segera.
“Saat dikucek, mata akan menjadi merah. Jika hanya sesekali mungkin tidak akan menimbulkan masalah besar, tapi jika terlalu sering mengucek mata hingga kemerahan, berpotensi menyebabkan luka di bagian mata,” jelas Referano.
Luka di mata, lanjut dia, bisa menyebabkan robekan di retina. Saat itu terjadi, mulanya yang dirasakan berupa penglihatan kabur dan perih berkepanjangan. Memang sepele, tapi kebanyakan ablasio retina bermula dari suka kucek mata yang endingnya berujung fatal.
Selain penglihatan yang menjadi buram dan kabur, akan muncul kilatan (flash) saat mata ditutup, Ini juga jadi pertanda ablasio yang dialami mulai memburuk.
“Cepat periksakan mata ke dokter retina. Mungkin saat itu retinanya belum lepas, baru robek saja. Karena dari robek sampai lepas perlu waktu beberapa hari,” saran dia.
Sebenarnya, ablasio tidak hanya menyerang orang yang senang mengucek mata, tapi juga yang memiliki minus mata terlalu tinggi, dan lansia. Kedua kelompok ini rentan, karena mata yang dimiliki rata-rata sudah tidak normal.
“Orang yang minus terlalu tinggi memang retinanya sudah bermasalah, makanya rentan. Sementara lansia, biasanya penglihatan sudah mulai kabur. Makanya, untuk kelompok ini harus rutin memeriksakan kondisi retinanya,” demikian Referano.
KOMENTAR ANDA