KOMENTAR

SAHABAT Farah, pernahkah kamu merasa ingin segalanya buru-buru dilakukan dan diselesaikan? Seperti ingin cepat menyelesaikan tugas, cepat sukses, cepat berkomentar tentang suatu peristiwa viral, dan hal lainnya yang bikin kamu tidak sabar untuk melakukannya.

Jika itu yang terjadi, bisa jadi kamu mengalami kondisi psikologis yaitu hurry sickness. 

Melansir Alo Dokter, hurry sickness merupakan kondisi psikologis saat seseorang selalu merasa tergesa-gesa atau tidak sabar untuk segera menyelesaikan setiap hal atau pekerjaan yang sedang dilakukannya.

Kondisi tersebut umumnya timbul karena seseorang ingin memanfaatkan momen atau waktu yang ia miliki dengan semaksimal mungkin.

Istilah hurry sickness pertama kali dikemukakan oleh ahli jantung bernama Meyer Friedman dan Ray Rosenman pada tahun 1974 dalam buku mereka Type A Behavior And Your Heart.

Di Korea Selatan, kondisi ini ternyata sudah lama dilakukan dengan sebutan ‘ppali ppali’. Sebutan ini mencuat saat Korea Selatan sedang dalam proses industrialisasi yang pesat.

Alih-alih menjadi produktif seperti yang dilakukan orang Korea Selatan, justru kondisi hurry sickness dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik.

Dampak buruk hurry sickness adalah dapat memicu stres bahkan gangguan kecemasan. Jika gangguan tersebut dibiarkan, maka dapat membuatmu merasa kelelahan, kesulitan tidur, nafsu makan yang berubah, sakit kepala, bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi.

Ciri-Ciri hurry sickness yang perlu kamu ketahui dan hindari adalah:

  • Melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru seperti sedang ada dalam perlombaan.
  • Lebih menyukai multitasking. Merasa tidak betah hanya fokus terhadap satu pekerjaan apalagi dengan waktu singkat.
  • Merasa cemas apabila mengalami penundaan pekerjaan, seperti terkena macet di jalan, harus antre di bank atau minimarket, dan sebagainya.
  • Sering menyela pembicaraan orang lain, tidak sabar mendengarkan, dan sering meloncat ke topik lain sebelum pembicaraan satu selesai.

Jika kamu mengalami kondisi di atas, segera lakukan dua hal ini.

Buat skala prioritas

Buat skala prioritas untuk memilah mana hal yang lebih penting atau mendesak yang bisa dilakukan terlebih dahulu, dan mana yang tidak terlalu mendesak untuk dikerjakan di lain waktu.

Kamu juga bisa bagi pekerjaan ke dalam empat kuadran:

  • Penting mendesak.
  • Tidak penting mendesak. 
  • Penting tidak mendesak. 
  • Tidak penting tidak mendesak.

Membagi kegiatan ke dalam empat kuadran membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien.

Prioritaskan kebutuhan yang lebih penting

Dengan mendahulukan kebutuhan seperti makan, tidur, istirahat, me time, jalan-jalan, olahraga, meditasi, dan hal lain yang dapat membuatmu jauh lebih tenang dan relaks, maka kamu dapat terhindar dari dampak buruk hurry sickness.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health