KEHIDUPAN masyarakat belum juga pulih benar dari hantaman ekonomi akibat pandemi COVID-19, perang Rusia-Ukraina telah menambah berat situasi ekonomi dunia. Inflasi meningkat drastis akibat dinamika geopolitik yang terus menerus memanas.
Harga bahan pokok melonjak. Sejumlah bahan pangan menjadi langka hingga menghilang dari pasaran. Entah sampai kapan kondisi ini akan terjadi.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan RI, hasil survei Organisasi Kerja Sama Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam laporan OECD/INFE 20220 International Survey of Adult Financial Literacy menunjukkan bahwa 46 persen penduduk Indonesia hanya bisa bertahan selama satu minggu ika terjadi krisis ekonomi dan hanya 8,6 persen yang kuat bertahan selama lebih dari enam bulan!
Salah satu cara agar kita bisa bertahan adalah dengan menyiapkan dana darurat dalam jumlah yang ideal.
Dana darurat ini adalah simpanan uang yang bisa dipakai untuk mencukupi kebutuhan hidup selama periode waktu tertentu tanpa ada pemasukan atau tanpa berutang. Periode waktu ini menjadi tidak menentu karena pandemi maupun perang tak bisa dipastikan akhirnya.
Jumlah ideal dana darurat
Besar dana darurat berbeda antara setiap orang atau kepala keluarga, tergantung kondisi dan jumlah tanggungan. Jumlah pengeluaran rutin setiap bulan, itulah yang harus dipastikan.
Untuk porsinya, dana darurat bisa dialokasikan 20 persen dari pemasukan bulanan.
Para perencana keuangan umumnya menyebutkan jumlah dana darurat ideal dalam empat kategori:
#Lajang: 3-4 kali pengeluaran rutin per bulan.
#Menikah tanpa anak: 6 kali pengeluaran rutin per bulan.
#Menikah dengan satu anak: 9 kali pengeluaran rutin per bulan.
#Menikah dengan dua anak: 12 kali pengeluaran rutin per bulan.
Jika tanggungan lebih dari itu, untuk seterusnya kita bisa menambahkan kelipatan tiga dari hitungan di atas.
5 Kiat menyiapkan dana darurat
Meskipun saat ini kita sudah mulai merasa kesulitan dalam menjaga cash flow bulanan, kita tidak boleh membuang waktu untuk segera melakukan empat hal berikut ini.
1# Lakukan financial check up. Hitung kembali penghasilan, pengeluaran, cicilan utang, cicilan asuransi, dan tagihan per bulan.
2# Rencanakan dana darurat secara bertahap. Setiap ada pemasukan ekstra, segera alokasikan lebih banyak ke pos dana darurat. Sedikit demi sedikit tidak mengapa.
3# Pisahkan rekening. Untuk dana darurat, pastikan rekening tersebut mudah diakses dan cepat pencairannya. Boleh saja kita memiliki lebih dari satu pos, mulai dari tabungan biasa, deposito, reksa dana, maupun logam mulia. Satu yang terpenting: pisahkan dari rekening belanja sehari-hari.
4# Masukkan dana darurat dalam anggaran bulanan. Setorkan dana darurat di awal bulan. Jika ada sisa uang belanja, segera masukkan ke dalam pos dana darurat.
5. Disiplin untuk menjaga dana darurat. Sebesar apa pun dana darurat yang sudah kita persiapkan, jika kita tidak disiplin dan sembarang memakainya, maka jumlah ideal akan sulit diperoleh. Bahkan, kita bisa kaget mengetahui jumlahnya telah berkurang banyak. Kita tentu tak ingin ini terjadi.
KOMENTAR ANDA