KASUS gagal ginjal akut misterius yang menyerang ratusan anak di bawah 5 tahun, sungguh menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orangtua. Tentu saja, keinginan untuk mencegah anak dari kegawatdaruratan kesehatan ini sangat besar.
Rata-rata anak yang datang ke dokter dengan gangguan gagal ginjal akut, mengeluhkan buang air kecil yang tidak sesering biasanya dengan kuantitas air seni yang sangat sedikit.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengatakan, ada langkah terapi yang bisa dilakukan dalam perawatan anak dengan gagal ginjal akut. Perawatannya secara konservatif, tanpa melakukan cuci darah, yaitu dengan memberikan obat atau cairan.
Beberapa pasien yang menjalani terapi konservatif ini kemudian membaik dan produksi urine-nya mulai keluar.
Perlu diketahui, pada kondisi gagal ginjal akut misterius (Acute Kidney Injury) yang terjadi, organ ginjal tidak mengalami sumbatan sama sekali, terlebih pada aliran buang air kecil. Tetapi, ginjal sama sekali tidak mmeproduksi urine.
“Para dokter yang melakukan pemeriksaan dengan memasukkan kateter menemukan, tidak ada urine yang keluar dari tubuh anak. Dokter juga telah memeriksa melalui USG dan tidak melihat tau menemukan sumbatan. Di sini, ginjal pasien memang tidak memproduksi urine,” jelas dr Eka.
Panduan Perawatan Gagal Ginjal Akut Pada Anak
Pada akhirnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membuat panduan perawatan pada pasien gagal ginjal akut misterius. Sifatnya dinamis dan masih mengacu pada panduan terapi yang sudah ada, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.
Yang pertama perlu dilakukan adalah terapi konservatif, melalui obat-obatan dan cairan. Tapi jika Langkah ini tidak berhasil, tindakan selanjutnya adalah terapi cuci darah (hemodialisa).
“Hemodialisa ini bisa dilakukan dengan mesin, melalui selapot perut pasien, atau melalui transfusi tukar,” kata dr Eka.
Mengingat penyebabnya masih misterius, maka orangtua diimbau waspada terhadap gejala sakit yang dialami anak. Pada gagal ginjal akut misterius, diawali dengan batuk pilek, diare atau muntah, hingga anak kehilangan kesadaran.
Namun gejala paling khas adalah anak tidak kencing atau volume buang air kecilnya sangat sedikit, bahkan tidak ada urine sama sekali.
Berbeda dengan gagal ginjal akut yang disebabkan karena anak kehilangan cairan, bisa karena muntah atau diare terus menerus. Kalau begini, pertolongan pertamanya adalah pemberian cairan dengan segera.
Sejauh ini, beberapa anak yang dipantau mengalami gagal ginjal akut misterius, kondisi ginjalnya telah kembali normal sepenuhnya. Tapi, ada juga yang harus menjalani cuci darah walaupun jumlahnya tidak banyak. Bahkan, tidak ada anak yang menjalani cuci darah secara terus menerus.
KOMENTAR ANDA