Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

UANG saku menjadi bagian penting dari keseharian anak. Uang saku biasanya dipergunakan untuk jajan di sekolah. Bahkan ada sebagian anak ada yang memanfaatkan uang saku untuk ditabung.

Tapi, sudah tepatkah uang saku yang Bunda berikan? Tepat di sini dalam arti sesuai usia dan kebutuhan anak. Sebab jika tidak, uang saku justru akan menjerumuskan anak ke perilaku konsumtif.

Mengutip Market Watch, umumnya orangtua mulai memberi uang saku saat anak berusia 8. Menurut Mark Falco, presiden konsultan keuangan Falco Wealth Management, langkah ini kurang tepat.

Falco mengatakan, pada usia 5 orangtua sebaiknya mulai mengajari anak tentang uang dan penggunaannya. Sebab pada usia tersebut, anak sudah dapat menghitung uang.

Pertanyaannya, berapa uang saku yang harus diberikan pada anak?

Seorang konsultan keuangan sekaligus penulis buku Beyond Piggy Banks and Lemonade Stands: How to Teach Young Kids about Finance, Liz Frazier, membagi tips seputar uang saku anak.

1. Menentukan besaran uang saku

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan besaran uang saku. Di sini, harus ada kesepakatan antara Ayah dan Bunda, terkait besaran uang saku dan siapa yang memberikan. Jangan sampai ada dobel, karena bisa membuat anak bingung.

Intinya, orangtua harus mengacu pada kebutuhan anak dan kondisi keuangan keluarga. Hindari memberikan uang saku mengikuti jumlah yang diterima oleh teman-teman si kecil.

2. Konsisten

Kedua, harus konsisten. Jika sudah sepakat memberikan uang saku setiap Senin, maka jangan memberikannya di hari sebelumnya. Jika pad Senin itu uang sakunya selama seminggu sudah habis, jangan memberikannya lagi.

Dengan begitu, anak akan belajar mengelola uang yang ia miliki sampai tiba waktunya mendapatkan uang saku lagi.

3. Tidak mengaitkan uang saku dengan hukuman

Pastikan tujuan memberi uang saku adalah untuk mengajarinya tentang uang dan penggunaannya. Jadi hindari memotong uang saku sebagai bentuk hukuman.

Sekadar diketahui, umumnya kebutuhan pengeluaran uang jajan anak terdiri dari 5 pos, yaitu membeli makanan di kantin, transportasi, menabung, dana sosial, dan gaya hidup.

Meskipun tidak ada pedoman pasti besaran uang saku anak karena harus sesuai kebutuhan dan mengikuti kondisi keuangan orangtua, umumnya anak SD di Indonesia mendapat uang saku kisaran Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per hari.

Sedangkan uang jajan untuk anak SMP dan SMA adalah mulai Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per minggu.




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting