Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

PADA beberapa kasus, ada anak yang lebih senang bermain sendiri ketimbang Bersama teman-temannya. Mereka lebih asyik dan seakan memiliki dunia sendiri dengan teman-teman khayalan.

Orangtua terkadang khawatir dengan keadaan anak yang seperti ini. Apalagi ketika ada ibu lain yang melabelinya anak autis, lantaran senang bermain dan berbicara sendiri.

Sebenarnya, perlukah orangtua khawatir dengan tingkah laku anak yang demikian? Apakah perilaku si kecil itu menjadi pertanda dari kondisi tertentu?

Yang pertama perlu ibu perhatikan adalah bahwa setiap anak berbeda. Aad anak yang aktif, supel, dan anak yang tidak banyak bicara. Ada juga anak yang senang bermain dengan kelompok dan sebaliknya ada yang senang main sendiri.

Ketika anak bermain sendiri, bisa jadi ia sedang mencari tahu bagaimana cara kerja mainan tersebut. Ia kemudian berimajinasi dan memproses kejadian yang dialami, atau sedang berusaha memecahkan masalah.

Psikolog Bobbi Wegner mengatakan, anak yang bermain sendiri adalah hal yang normal. Sama halnya dengan orang dewasa yang terkadang membutuhkan waktu sendiri.

Penulis buku Solitude: A Return to Self, Anthony Storr mengatakan, hal yang penting dilakukan oleh orangtua saat mendapati anaknya senang bermain sendiri adalah:

  • Tidak memberikannya label tertentu, seperti kuper, penakut, introvert, bahkan autis.
  • Ada baiknya memerhatikan perilaku anak. Jika terlihat kesulitan untuk bergabung dalam interaksi sosial, bisa jadi ia perlu dibantu agar lebih berani.
  • Jangan ‘membagi’ kecemasan kepada anak-anak. Biasanya, orangtua yang memiliki karakter ekstrovert adalah yang paling mudah cemas ketika anaknya cenderung introvert.

Orangtua Perlu Khawatir Jika Anak Menunjukkan Tanda Ini

Yang perlu menjadi kekhawatiran Bunda adalah ketika anak senang main sendiri dan menunjukkan gejala berikut ini:

  1. Anak senang mengulang kata, ide, dan tingkah laku.
  2. Anak kurang bisa memperhatikan satu hal dalam waktu lama.
  3. Bergoyang, berputar-putar, atau mondar-mandir.

Apabila anak senang main sendiri kemudian terlambat berbicara dan menunjukkan beberapa gejala di atas, segera berkonsultasi ke dokter. Ada kemungkinan anak mengalami gangguan autisme.

Intinya, orangtua harus jeli dan peka dengan sikap dan perilaku anak. Ketika mereka lebih senang menyendiri, pastikan itu hanyalah keinginan sementara, karena pada dasarnya anak tetap harus bersosialisasi.

Bantu mereka untuk menemukan dunia sosialnya.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting