KANDUNGAN etilen glikol dan dietilen glikol belakangan ini menjadi popular lantaran ditemukan dalam jumlah diambang batas. Akibatnya, ratusan balita di Indonesia mengalami gangguan gagal ginjal akut.
Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menarik obat-obatan sirup yang mengandung dua bahan berbahaya tersebut dan Kemenkes juga melarang penjualan obat-obat sirup untuk anak, banyak pertanyaan yang muncul.
Salah satunya, jika memang berbahaya, kenapa senyawa etilen glikol dan dietilen glikol ada pada obat sirup anak?
Berikut ini sejumlah fakta mengenai etilen glikol (EG).
- Biang Kerok Gangguan Ginjal Akut
Dalam kadar tinggi, kandungan bahan EG bisa menyebabkan gagal ginjal akut. WHO menyatakan zat-zat itu beracum bagi manusia dan bisa berakibat fatal.
Efek racunnya bisa mencakup sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan buang air kecil (BAK), sakit kepala, perubahan kondisi mental, dan cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.
- Dipakai untuk Melarutkan Paracetamol
Ternyata, untuk membuat suatu formula obat, tidak hanya zat aktifnya saja yang terkandung, melainkan senyawa tambahan lain. Paracetamol tidak larut dalam sirup, sehingga memerlukan bahan tambahan lain seperti propilen glikol atau etilen/dietilen glikol untuk menambah kelarutan.
- Ada Aturan Batas Kadarnya
Di Indonesia, penggunaan dietilen dan etilen glikol sebagai zat tambahan sebenarnya sudah diatur batasan kadarnya, sehingga mestinya tidak ada masalah keamanan.
Terkait peningkatan kejadian anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut belakangan ini, belum bisa dihubungkan dengan penggunaan obat dan masih perlu diinvestigasi lebih lanjut.
Namun kemarin, hasil penelitian BPOM mengungkap, ada 5 obat sirup yang mengandung EG dan DG di atas ambang batas. Yaitu Termorex Sirup (obat demam), Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), Unibebi Demam Sirup (obat demam), dan Unibebi Demam Drops (obat demam).
Kelima obat ini sudah ditarik dari pasaran.
KOMENTAR ANDA