SUSU adalah salah satu kebutuhan gizi yang penting dalam makanan balita sehari-hari. Susu mengandung kasium dan fosfor yang diperlukan dalam pembentukan tulang dan gigi.
Susu juga menyediakan sejumlah protein, lemak, vitamin B, dan energi yang membantu pertumbuhan balita.
Meskipun susu punya banyak kebaikan, tapi harus diingat, konsumsi susu pada balita haruslah sesuai porsinya. Jika tidak, maka anak akan mudah kekenyangan dan menyebabkan nafsu makannya berkurang.
Anak juga bisa mengalami kesulitan menyerap zat besi, sehingga tubuhnya akan mengalami kekurangan zat besi. Dan untuk anak di atas 1 tahun, makanan padat harus menjadi sumber gizi utama, sehingga anak harus dibiasakan dengan pola makan sehat.
Takaran Susu yang Dibutuhkan Balita
Menurut Royal Children’s Hospital Melbourne, bayi tidak boleh minum susu sapi sampai mereka 12 bulan. Mereka tidak dapat mencernanya semudah ASI, dan tidak cukup gizi untuk perkembangan bayi yang masih sangat kecil.
Sementara untuk balita di atas 1 tahun, ahli menyarankan untuk membatasi asupan susu sapi tidak lebih dari 500 ml (2 gelas) dalam 24 jam. Untuk anak 4-8 tahun, kebutuhan susunya hanya 700 mg/hari.
Satu takaran penyajian susu di atas sama dengan 1 cangkir 250 ml susu sapi, 200 gram yogurt, dan 2 lembar (40 gram) keju. Jika lebih dari itu, balita bisa mengalami kelebihan kalsium.
Jenis Susu yang Sebaiknya Dikonsumsi
Balita kurang dari 2 tahun sebaiknya minum susu jenis full cream. Setelah 2 tahun, ia dapat minum susu penuh lemak atau susu rendah lemak.
Balita tidak perlu susu formula, karena belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa susu formula lebih baik dibandingkan susu sapi.
Balita yang makan dari semua kelompok makanan, tidak perlu minum susu.
Susu kedelai (kecuali yang disarankan dokter secara khusus) dan pengganti susu lainnya (susu kambing, domba, santan, almond), tidak sesuai untuk anak di bawah 2 tahun.
Beras dan susu oat boleh diberikan pada balita setelah 12 bulan. Sebaiknya digunakan di bawah pengawasan ahli gizi. Sedangkan protein dan vitamin B12, harus disertakan dalam makanan.
Jadi, tidak benar jika anak yang banyak minum susu lebih sehat dibandingkan anak yang sedikit minum susu, bahkan tidak minum susu sama sekali. Kelebihan susu dapat menyebabkan anak kelebihan kalsium dan kurang nafsu makan.
KOMENTAR ANDA