KOMENTAR

AGAMA Islam hadir sebagai petunjuk bagi umatnya, berisi segala aturan dan tatanan yang diajarkan demi meraih kebahagiaan dan keselamatan. Namun di sisi lain, Islam juga bisa menjadi ancaman dan kabar buruk bagi mereka yang mendustakan Allah Swt.

Islam hadir untuk kedamaian, bukan untuk kekacauan. Bagi mereka yang tidak mengenal Islam dengan baik, maka syariat Islam bisa disalahartikan, diserap secara tidak efisien, dan justru melahirkan kesalahpahaman yang menodai kesucian jiwa manusia.

Islam yang berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. dirancang oleh Allah Swt. untuk terciptanya kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Namun tentu saja, tujuan tersebut tidak akan tercapai jika setiap hamba tidak memperbaiki hubunganya dengan Allah Swt., karena ujung kembali kita hanya kepada-Nya.

Melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya memang bukan perkara mudah, hal itu berkaitan dengan hidayah.

Hidayah merupakan petunjuk dari Allah yang kedatangannya bukan ditunggu tapi harus kita cari. Dan ketika hidayah sudah menghampiri, kita wajib menjaganya bukan dibiarkan begitu saja.

Ajaran Islam murni selamat tanpa campur tangan dan spekulasi pemikiran manusia. Murni sumbernya, murni syariatnya, dan murni akidahnya. Allah yang menjamin kemurnian ajaran Islam.

Firman Allah Swt. dalam surah Al Hijr ayat 9, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an , dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

Al-Qur’an terjaga kemurniannya oleh Allah tanpa tercampur kejahilan manusia. Inilah kitab suci yang berisi petunjuk kebahagiaan yang lurus bagi individu yang mau mengikuti dan menjalankan isi Al-Qur’an.

Manusia tak akan bisa mengubah isi Qur’an, namun Qur’an mampu mengubah kehidupan manusia menuju jalan yang benar.

Memilih Islam dengan sepenuh jiwa raga

Banyak orang memilih Islam sebagai keyakinan mereka karena merasa lebih rasional dan nyaman di hati nurani. Akan tetapi tidak sedikit pula yang memilih Islam karena terpaksa, tidak ada pilihan lain, atau ikut-ikutan pada pilihan pendahulunya (orangtua) dan dianggap sebagai tradisi.

Padahal, manusia sudah diciptakan dengan sempurna dibanding makhluk ciptaan yang lain. Akan lebih baik dan lebih bijak jika kita sebagai manusia memanfaatkan menyukuri dua potensi dalam diri kita yaitu akal dan nurani. Keduanya digunakan sebagai jalan memahami keinginan sesuai Maha Pemberi Petunjuk yaitu Allah Swt. 

Ketika manusia memilih Islam sebagai pilihan hidup, maka dia sedang mulai menata kebahagiaan abadi yang akan didapat ketika sampai kelak di negeri keabadian yaitu akhirat.

Kebahagiaan abadi itu akan dia dapatkan dengan melalui perjalanan yang tidak mahal dan tidak sulit: hanya dengan TAKWA; menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sejatinya, tidak ada yang sulit untuk mengejar takwa.

Namun yang kerap menyulitkan adalah bagaimana mengalahkan hawa nafsu manusia yang cenderung mengarahkan pada kesesatan. Di sinilah pentingnya mencari dan menjaga hidayah. 

Dalam QS. Ar-Rad:11 dikatakan, “Sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah Swt. menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Apabila kita merenungkan dan berpikir jernih tentang ayat-ayat dalam Al-Qur’an, kitab suci ini diturunkan sebagai pedoman hidup untuk manusia dan jelas tujuannya. Sayangnya, banyak dari kita enggan mendengarkan dan enggan membaca. Padahal jelas, di dalamnya terdapat petunjuk untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Maka dari itu mari kita jadikan ajaran Islam sebagai pilihan dan kemudian tujuan hidup yang membawa kehidupan setelah kematian. Dan mari kita renungkan bahwa maut tidak menunggu hidayah datang.

Ketika diri ini yang sudah memegang Islam sedari lahir bukan berarti kita akan bahagia di kemudian hari tanpa adanya upaya aksi menerima dan menjalankan ajaran dengan hati dan pikiran yang murni lagi suci.

Mari bangkit dari tidur kita, mari buka mata, pikiran, dan hati kita  untuk mencari serta menjaga hidayah agar kita bahagia kelak menjalani kehidupan setelah kematian yang datangnya sudah tidak diragukan lagi.

Semoga Allah Swt. senantiasa merahmati kita semua dengan menyentuh hati kita untuk senantiasa menjadikan Islam sebagai tujuan hidup. Wallahu a’lam.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur